• All
  • Seni Budaya
  • Gosip
  • Hukum dan Kriminal
gravatar

Anggaran Perjalanan Dinas dan Belanja Traktor Dipangkas


BANTUL, TRIBUN – Gubernur DIY telah selesai melakukan evaluasi terhadap APBD Perubahan yang diajukan Kabupaten Bantul. Hasilnya tiga SKPD harus memangkas anggaran perjalanan dinas karena anggaran yang ada dinilai tidak rasional.

Selain mempertimbangkan sisa waktu tahun ini, dalam catatannya Gubernur menyampaikan bahwa anggaran perjalanan dinas merupakan pemborosan dan harus dirasionalisasikan dengan dialihkan untuk kesejahteraan masyarakat Bantul yang masih banyak warga miskin.

Wakil Ketua DPRD Bantul, Arif Haryanto saat ditemui di ruang kerjanya usai menghadiri rapat Paripurna, Rabu (23/10) mengatakan, tiga SKPD tersebut antaralain Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal (Dikmenof), Sekretariat Dewan (Sekwan) serta Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD).

“Kemudian dalam rapat Banggar (Badan Anggaran), kami menyepakati bahwa tiga SKPD tersebut anggarannya dipangkas sebesar Rp 499 juta,” kata Arif.

Sebelumnya, Sekwan dianggarkan Rp 1,1 miliar, PMD Rp 28 juta, Dikmenof Rp 33,8 juta. Kemudian dipangkas Rp 499 juta, antaralain PMD dikurangi Rp 10 juta, Dikmenof dikurangi Rp 3,7 juta, dan Sekwan dikurangi Rp 485,3 juta.

Arif mengatakan, meskipun ada pengurangan hampir 50 persen untuk anggaran perjalanan dinas di Sekwan, agenda untuk kunjungan kerja akan tetap dilakukan. Karena sudah masuk dalam agenda dan termasuk bagian dari tugas untuk menyelesaikan Rencana Peraturan Daerah (Raperda).

Menanggapi hal itu, Kepala Dikmenof Masharun Ghazali saat ditemui usai rapat paripurna, memilih tidak berkomentar.

Selain pemangkasan perjalanan dinas, evaluasi Gubernur juga menghapuskan seluruh anggaran hibah dan bantuan sosial baik berupa barang maupun uang di semua SKPD, seperti rencana pengadaan traktor, pompa air, semen, gerobak sampah dan lain-lain.

Hal itu sesuai Permendagri nomor 32 tahun 2011 dan Permendagri nomor 39 tahun 2012 bahwa syarat pengadaan dana hibah bansos harus sesuai anggaran yang ditetapkan dalam paripurna. Akan tetapi dalam rapat paripurna DPRD Bantul beberapa waktu lalu telah disepakati bahwa di APBD Perubahan tidak ada dana hibah dan bansos.

“Intinya barang-barang kemarin itu (rencana belanja pengadaan barang) tidak jadi dibelanjakan, kalau misalnya sudah terlanjur membelanjakan berarti menyimpang atau melanggar, karena anggarannya sudah digeser untuk Dana Tak Terduga. Kan banyak bencana seperti pantai selatan dan lain-lain,” jelas Arif.

Ketua Fraksi Karya Bangsa (FKB), Aslam Ridlo mengungkapkan, persoalan yang baka muncul adalah sebelumnya Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dipertahut) justeru sudah melakukan proses lelang untuk pengadaan mesin traktor senilai sekitar Rp 900 juta.

“Dan pengumuman pemenang lelang juga sudah diumumkan September lalu,” ujarnya.

Menurutnya, hal itu selanjutnya mengharuskan adanya kerelaan dari pihak pemenang lelang untuk menerima kebijakan tersebut. Sedangkan Plt Kepala Dipertahut Suyoto saat ditemui di kantornya sedang tidak di tempat, sementara nomor telepon selulernya tidak dapat dihubungi.

Bupati Bantul, Sri Suryawidati mengaku pihaknya hanya ingin semuanya berjalan sesuai dengan aturan. Apapun yang dianjurkan oleh Gubernur memang harus dilakukan agar di kemudian hari tidak menjadi temuan BPK.

"Kami harus berhati-hati. Realisasi tersebut bagian dari kehati-hatian kami," ujarnya usai menghadiri paripurna.(had)

Baca Selanjutnya
gravatar

Pemerintah Pusat Bidik DIY untuk Pengembangan Industri Kreatif

BANTUL, TRIBUN – Pemerintah Pusat bakal membidik DIY untuk pengembangan industri kreatif selain Solo, Pekalongan dan Bandung. 70 persen industri kreatif di DIY yang ditopang dari wilayah Bantul, ke depan membutuhkan persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni.

Hal itu dikatakan Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Edi Cahyono Sugiharto usai berdialog dengan para pengelola desa wisata Kabupaten Bantul dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Selasa (22/10).

Ia mengatakan, koordinasi yang pihaknya lakukan adalah untuk mengetahui kondisi riil di lapangan terkait kendala dalam pengembangan ekonomi kreatif. Selama ini, kendala yang dikeluhkan daerah adalah ketidaksiapan SDM berupa bahasa asing.

"Beberapa daerah sudah menggandeng perguruan tinggi untuk mengatasi hal ini," tandasnya.

Edi menjelaskan, sebagai tindak lanjut pertemuan para pemimpin negara anggota Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC ke-21 di Bali beberapa waktu lalu, Indonesia juga sudah menjalin MoU dengan Korea Selatan dalam bidang industri kreatif.

“Industri kreatif menjadi pijakan untuk mempertahankan ekonomi global, ini potensi yang dahsyat dibanding sumber daya alam lainnya. Di Indonesia apabila dikelola secara optimal akan menjadi potensi yang luar biasa,” katanya.

Sedangkan di Kabupaten Bantul, lanjutnya, memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan dalam ekonomi kreatif seperti desa wisata dan produk kerajinan. Potensi ini harus terus didorong dengan diimbangi kemampuan SDM setempat.

"Banyak program pro rakyat yang bisa diterapkan dalam pengembangan ekonomi kreatif, misalnya PNPM Mandiri, pariwisata berbasis pertanian dan infrastruktur pedesaan," katanya.

Kepala Disbudpar Kabupaten Bantul, Bambang Legowo, selama ini pengembangan industri kreatif di Bantul berjalan sendiri tanpa ada dukungan sama sekali dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparenkraf). Bahkan desa wisata di Bantul mampu mendatangkan 600 wisatawan asing pertahun tanpa dukungan Kemenparenkraf.

“Kita ingin memberi inspirasi untuk Indonesia. Kalau orang pusat tersentuh kan bisa ditambah anggaran untuk pengembangannya. Selama ini kan kita bekerja sendiri,” katanya.

Ia menambahkan, saat ini memang sudah ada program PNPM Mandiri pariwisata, tapi program tersebut hanya menyentuh sekitar 10 persen dari ribuan industri kreatif dan desa wisata di Bantul. Desa yang memperoleh program tersebut, menerima kucuran dana sebesar Rp 75 hingga Rp 100 juta perdesa.(had)
Baca Selanjutnya
gravatar

Rendaman Air Laut dapat Kurangi Populasi Tikus

BANTUL, TRIBUN - Meluapnya air laut yang merendam lahan pertanian di pesisir pantai selatan, membawa dampak positif untuk pemberantasan hama populasi tikus. Air laut yang merendam lahan, akan masuk ke dalam liang tempat perkembangbiakan tikus.

Kabid Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Bantul, Yunianti Setyorini, Selasa (22/10) mengatakan, memang muara Sungai Opak kembali tertutup dan air laut kembali menggenangi lahan pertanian, namun saat ini para petani sudah selesai memanen padi.

“Sekarang petani malah mengharapkan sungainya buntu dulu, biar sekalian untuk menghilangkan hama tikus juga, kan ini belum masuk musim tanam,” katanya.

Di Kecamatan Kretek selama ini memang populasi tikus cukup banyak. Adanya air yang menggenang lahan pertanian dapat mengurangi populasinya, karena anakan tikus yang terendam air cukup lama akan mati dengan sendirinya.

Ia mengungkapkan, air yang menggenangi lahan pertanian pesisir pantai selatan memang sempat surut saat muara yang tertutup pasir dibedah beberapa waktu lalu. Saat itulah, tanaman padi yang sudah menguning bisa dipanen.

"Namun karena kondisi alam, muara yang dibedah kembali tersumbat pasir. Angin masih bertiup kencang," imbuhnya.

Staf Bidang Tanaman Pangan Dispertahut, Ahmad Sudiro menambahkan, akan tetapi memang tingginya kadar garam dari air laut yang masuk ke lahan pertanian akan mengurangi kesuburan tanah. Sehingga nantinya saat akan kembali ditanami, membutuhkan curah air hujan yang cukup banyak.

“Kalau lahannya ingin digarap lagi harus menunggu air hujan yang banyak hingga tergenang. Kalau sekarang langsung ditanami ga bisa hidup soalnya kadar garamnya tinggi,” katanya.

Sejauh ini, akibat luapan air laut terdapat sebanyak 60 hektare dari Kecamatan Kretek hingga Sanden yang diketahui terendam. Sedangkan tanaman yang gagal panen, hanya terdapat pada komoditas ubi jalar.

Ditanya tentang kondisi pertanian Bantul di musim kemarau saat ini, Yuni mengaku tidak ada masalah. Pertanian Bantul berhasil selamat dari kekeringan karena para petani menanam palawija.

"Petani sudah mengantisipasi dengan menanam palawija. Sudah menyesuaikan, sehingga tidak terkena imbas kekeringan," katanya.(had)

Baca Selanjutnya
gravatar

Tak Ada Incumbent untuk Anggota KPU Bantul Terpilih

Latif Berharap Program Pemilos Dilanjutkan

BANTUL, TRIBUN – Komisi Pemilihan Umum (KPU) DIY telah menetapkan anggota KPU Kabupaten dan Kota pada Selasa (22/10). Khusus untuk Kabupaten Bantul, lima orang yang lolos seleksi tidak ada satupun calon incumbent.

Divisi Pendidikan Pemilih dan Humas KPU DIY, Farid Bambang Siswantoro mengatakan, awalnya KPU DIY menerima 10 nama hasil seleksi yang dilakukan tim seleksi di Kabupaten dan Kota. Kemudian, dari 10 nama tersebut dilakukan fit and propertest dan uji kelayakan lainnya, hingga akhirnya terpilih lima orang.

“Dari lima daerah (Bantul, Gunungkidul, Sleman, Kulonprogo, Yogyakarta), ada orang lama dan ada yang tidak sama sekali atau seluruhnya baru, seperti di Bantul ga ada incumbent sama sekali,” katanya.

Adapun lima nama anggota KPU Bantul terpilih tersebut antaralain Mohammad Johan Komara, Syachrudin, Titik Istiyawatun Khasanah, Didik Joko Nugroho, Arif Widayanto. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, antaralain dari PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) dua orang, Panwas (satu orang), LSM (dua orang), dan Karangtaruna (satu orang).

“Jadi, yang terpilih itu merupakan orang yang terbaik dari 10 orang terbaik yang dikirim ke kami,” ujar Farid.

Selanjutnya, para anggota KPU Kabupaten dan Kota yang terpilih, akan dilantik pada Kamis (24/10) di Hotel Inna Garuda Yogyakarta.
Komisioner KPU Bantul, Nuruddin Latif mengatakan, lima anggota KPU terpilih tersebut nantinya setelah dilantik oleh KPU DIY akan melakukan rapat internal guna menentukan Ketua KPU Bantul.

“Harapan kami untuk anggota KPU yang baru nanti bisa meneruskan program yang sudah baik dan memperbaiki yang masih kurang,” kata Latif.
Ia mengatakan, saat ini KPU sudah melewati tahap paling krusial yakni penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT). Selanjutnya pekerjaan rumah yang dihadapi adalah masa kampanye jelang Pemilu 2014.

Latif pun berharap, program utama pendidikan pemilih seperti Pemilihan Ketua Osis (Pemilos) dapat dilanjutkan. Selain itu, KPU harus mampu berkomunikasi dengan pemerintah daerah dan partai politik serta elemen masyarakat lainnya.

“Karena sebagai anggota KPU kita berada di tengah, kaki kanan kita berada di birokrasi dan kaki kiri kita di partai politik. Jangan sampai terjebak berdiri di salah satu pihak,” ungkapnya.

Latif sendiri sebelumnya juga telah mendaftarkan diri sebagai anggota KPU Bantul dan berhasil masuk seleksi 10 besar nama yang diajukan ke KPU DIY. Namun ia gagal lolos masuk lima besar anggota KPU Bantul periode 2013-2018.(had)


Baca Selanjutnya
gravatar

Konsultan Butuh Rp 1 Miliar untuk Menangkan Caleg

Menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum anggota legislatif April 2014 mendatang, berbagai upaya sudah mulai dilakukan oleh para calon anggota legislatif (caleg), mulai dari pemasangan spanduk, stiker dan strategi sosialisasi pada masyarakat.

Begitu pula jasa konsultan pemenangan pun sudah mulai bertebaran. Mereka akan mengatur strategi menggaet perhatian para pemilih untuk memilih calon yang memanfaatkan jasanya tersebut.

Salah satu orang yang sering dimanfaatkan jasanya untuk menjadi tim sukses, Aris W, Senin (21/10) mengungkapkan berbagai hal yang pernah ia lakukan selama menjadi tim sukses bayaran di DIY. Mulai dari pemilihan kepala desa, Pilkada Bupati, hingga caleg, pernah ia tangani.

“Saat ini saya juga sudah ada deal dengan salah satu caleg DPR RI di DIY,” kata.

Sebelum mulai menggencarkan strategi yang ia lakukan, ia terlebih dahulu melakukan kesepakatan harga dengan calon. Harga yang dipatok pun menurutnya tidak terlalu mahal. Sebagai kesepakatan awal, ia sudah menerima Rp 25 juta.

Uang tersebut merupakan mahar awal sebagai kesepakatan bahwa ia bersedia menjadi tim sukses untuk memenangkan pencalonan dalam Pemilu Legislatif mendatang. Sedangkan untuk keperluan operasional, biasanya ia mematok sekitar Rp 1 miliar.

“Jadi Rp 25 juta itu di luar operasional apapun, itu untuk kesepakatan yang masuk pribadi saya. Kalau untuk operasional tim biasanya sekitar Rp 1 miliar,” katanya.

Setelah adanya kesepakatan, maka pihaknya akan mengatur berbagai strategi sosialisasi pihak calon. Berbagai kegiatan maupun keperluan sosialisasi atau kampanye akan diatur oleh tim.

Untuk pemilihan tim, biasanya ia akan melakukan observasi dan pemetaan dahulu di daerah pemilihan. Selain itu juga akan mencari tim sukses yang berpengaruh di daerah setempat, baik tokoh agama, tokoh masyarakat maupun tokoh pemuda.

Selain calon perorangan, biasanya ia juga menerima jasa dalam bentuk paket yakni gabungan antara Caleg DPRD Kabupaten/Kota, Caleg DPRD Provinsi, dan Caleg DPR RI. Untuk sistem paket, Aris mematok bayaran Rp 50 juta.

Menurutnya, semakin mendekati pelaksanaan pemilihan, maka suasana politik akan semakin memanas, sehingga dana yang dibutuhkan untuk membangun citra pun meningkat. Sehingga seorang caleg harus benar-benar menyiapkan dana yang cukup apabila ingin bertarung memperebutkan kursi di legislatif.

“Makanya sebelum ada kesepakatan, biasanya saya pertegas dulu. Kalau tidak punya uang jangan nyaleg,” tandasnya.

Namun demikian, meskipun dirinya memastikan caleg yang didukung akan mampu melenggang di legislatif dengan berbagai usaha yang telah dilakukan. Tapi hati nurani pemilih tetap tidak bisa diketahui. Sebab, bukti pengabdian pada masyarakat selama ini akan menjadi pijakan utama bagi pemilih yang kian hari semakin kritis.

Salah seorang caleg DPRD Kabupaten Bantul yang meminta namanya tidak disebutkan, mengatakan, sebenarnya dalam pesta demokrasi berupa Pemilu Legislatif seluruhnya tergantung partai politik yang menaunginya serta kepribadian caleg itu sendiri.

“Kalau mesin dan kader partai berjalan dengan baik, tentu jasa konsultan politik itu diperlukan. Namun bagi caleg yang tidak mempunyai jaringan ya sangat perlu. Tapi dengan jasa konsultan mungkin semakin baik hasilnya,” kata salah satu caleg Dapil IV (Kecamatan Jetis, Bambanglipuro, Pundong, dan Kretek ) ini. huda

Baca Selanjutnya
gravatar

Keluarga Tak Memaksa Soeharto Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional

BANTUL, TRIBUN - Keluarga besar almarhum Mantan Presiden RI Soeharto, tidak muluk-muluk mengharapkan Soeharto diangkat sebagai Pahlawan Nasional. Mereka cukup puas menganggap Soeharto sebagai pahlawan keluarga.

Hal itu dikatakan putri Soeharto, Siti Hediati Hariyadi atau Titik Suharto di sela menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta keluarga yang berkunjung ke Museum Soeharto, di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul, Jumat (18/10).

"Buat kami semua yang penting Pak Harto di mata rakyat Indonesia. Saya percaya bapak adalah pahlawan bagi jutaan rakyat Indonesia. Apakah itu mau dapat penghargaan, pengakuan sebagai pahlawan atau tidak itu buat kami pak harto adalah pahlawan keluarga," kata Titik.

Pihaknya menghargai kehadiran Presiden di Museum tersebut. Akan tetapi menurutnya hal itu wajar, sebab SBY merupakan yunior sebagai presiden RI mapun di militer.

"Kami sangat menghargai beliau mampir ke sini. Pak harto adalah seniornya. Dan sesepuh beliau di tentara. Beliau juga menghargai pak harto," ujarnya.

Saat ditanya apakah keluarga ada upaya mengusulkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional, Titik menegaskan, pihak keluarga tidak pernah mengusulkan pada pemerintah supaya diangkat sebagai Pahlawan Nasional. Menurutnya, yang paling penting adalah selama ini rakyat Indonesia sudah merasakan kerja kerasnya.

"Kami tidak pernah mengusulkan, kami tidak pernah memaksa untuk pengakuan Pak Harto sebagai pahlawan. Yang penting adalah Pak Harto di mata rakyat Indonesia," katanya.

Menurutnya, kedatangan SBY beserta rombongan merupakan kunjungan keluarga biasa. Kebetulan saat akan berziarah ke makam mertuanya di Purworejo, menyempatkan mampir di Museum tersebut. Ia mengaku selama ini memang hanya Presiden SBY yang sudah berkunjung di tempat kelahiran Soeharto ini.

"Saya tahu di belakang tidak ada maksud apa-apa, beliau tulus," ucapnya.

Pihak keluarga pun tidak memberikan sambutan khusus pada Presiden SBY. Saat presiden datang didampingi Gubernur DIY Sultan HB X, ia hanya disambut Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX, adik tiri Soeharto Probosutedjo, Siti Hediati Hariyadi beserta beberapa keluarga Soeharto.

"Kunjungan ke sini karena kekeluargaan saja. Kita tidak memberi sambutan meriah," kata Titik.

Sementara itu, SBY dan Ani Yudhoyono serta cucunya Almira Tunggadewi Yudhoyono, datang dalam satu mobil sekitar pukul 14.30, disusul putranya Agus Harimurti dan Annisa Pohan.

Usai acara penyambutan, ia langsung dibimbing untuk masuk ke dalam gedung diorama 'Memorial jendral besar H.M. Soeharto". Sekitar 30 menit kemudian, keluarga SBY yang dipandu juru bicara keluarga Soeharto, Djoko Utomo, diperlihatkan tempat kelahiran mantan penguasa orde baru itu. Selanjutnya, mereka masuk ke dalam gedung utama untuk melakukan pertemuan keluarga.

Sebelum meninggalkan museum, SBY diberikan kesempatan menuliskan kesan dan pesan terkait almarhum Soeharto. "Hormat kami Rakyat Indonesia kepada pak Harto, pejuang kemerdekaan dan pemimpin pembangunan. Terima kasih atas jasa Bapak," tulis SBY disertai tanda tangannya.(had)

Baca Selanjutnya
gravatar

SBY dan Keluarga Kunjungi Museum Soeharto

Kunjungan keluarga Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Museum Soeharto yang ada di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Jumat (18/10) siang, seolah ingin menunjukkan kedekatan antara orangtua dengan anak serta kakek dengan cucunya.

Hal itu terlihat saat rombongan SBY datang di museum tersebut. SBY beserta Ibu Ani Yudhoyono dan cucunya Almira Tunggadewi Yudhoyono, saat keluar dari mobil Indonesia 1.

Sebelum ia bersalaman dengan Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX, adik Soeharto Probosutedjo, putri Soeharto, Siti Hediati Hariyadi (Titik Suharto) beserta beberapa keluarga yang telah menyambut termasuk Menpora Roy Suryo, SBY terlebih dahulu menunggu Almira turun dari mobil dan berdiri di samping kirinya. Kemudian baru disusul Ani Yudhoyono beserta Agus Harimurti dan Annisa Pohan.

Sesaat setelah prosesi penyambutan sederhana itu, SBY beserta keluarga diarahkan oleh juru bicara keluarga Soeharto, Djoko Utomo, menuju diorama 'Memorial jendral besar H.M. Soeharto'. Sebelum memasuki gedung, SBY sempat bertanya apakah bangunan-bangunan seperti pendopo, bangunan rumah serta beberapa obyek lainnya masih asli baik letak maupun bahannya.

"Ini semua masih asli Bapak Presiden, letak bangunan dan beberapa letak tempat bersejarah mendiang almarhum Pak Harto masih sama," jawab Djoko Utomo.

Presiden Susilo bambang Yudhoyono menuliskan kesannya di atas kanvas usai mengunjungi Museum Soeharto.
Selanjutnya, mereka masuk ke dalam gedung diorama yang menyimpan berbagai foto kegiatan Soeharto selama menjabat Presiden RI serta beberapa benda peninggalan mantan penguasa orde baru itu. Sayangnya, pihak keamanan yakni Paspampres tidak mengijinkan wartawan untuk ikut masuk.

Seorang anggota Paspampres mengungkapkan, alasannya selain ruangannya tidak terlalu luas, dikhawatirkan akan mengganggu kegiatan di dalam ruangan. Setelah sekitar 30 menit, keluarga presiden keluar dari diorama dan langsung diarahkan menuju lokasi dimana Mantan Presiden RI kedua itu dilahirkan.

Tak berapa lama, mereka kemudian masuk ke gedung utama untuk melakukan pertemuan keluarga antara keluarga Presiden SBY dengan pihak keluarga Soeharto. Sekitar 15 menit kemudian, oleh pihak keluarga Soeharto, SBY diminta memberikan kesan dan pesan terhadap kunjungannya di museum ini.

Seolah ingin menunjukkan keakraban dalam keluarga, Ani Yudhoyono yang sebelumnya sendirian mendampingi suaminya, memanggil anak menantu serta cucunya untuk mendekat. Bahkan, Menpora Roy Suryo yang sebelumnya berdiri tepat di belakang SBY harus menghindar karena posisinya akan diisi Agus Harimurti dan Annisa Pohan.

"Ayo sini-sini, adek Aira (panggilan Almira) di sebelah sini depan," ucap Ani Yudhoyono sembari menuntun Aira supaya berdiri di samping kiri kakeknya. Sedangkan putra dan menantunya, diminta berdiri di belakang SBY.

Ketika SBY menuliskan kesan-kesannya pada kaca tembus pandang yang di baliknya terdapat gambar mantan presiden Soeharto dan tulisan tentang kunjungannya di museum ini, spidol warna hitam yang digunakan untuk menulis sempat macet. Saat ia akan mengambil spidol cadangan yang diberikan ajudannya, Aira yang terlihat penasaran dengan apa yang ditulis kakeknya, berupaya menempelkan tangannya di atas tulisan itu. Namun upaya itu diketahui SBY, yang segera mengangkat tangan cucunya tersebut.

"Hormat kami Rakyat Indonesia kepada Pak Harto, pejuang kemerdekaan dan pemimpin pembangunan. Terima kasih atas jasa Bapak," tulis SBY disertai tanda tangannya.

SBY beserta keluarga kemudian pergi meninggalkan komplek museum. Masyarakat yang berada di luar komplek, berteriak-teriak memanggil SBY yang membuka kaca mobilnya sambil melambaikan tangan. Sementara di dalam mobil, Aira terlihat duduk dipangku neneknya yang duduk dikursi bagian kanan.

Sementara itu, Siti Hediati Hariyadi (Titik Suharto) saat ditemui di sela kedatangan keluarga SBY, mengatakan, pihaknya memang sengaja tidak memberikan sambutan meriah. Sebab, kedatangan SBY tersebut hanya sebatas silaturahmi dan mampir ketika akan berziarah ke Purworejo.

"Kunjungan ke sini karena kekeluargaan saja. Kita tidak memberi sambutan meriah," kata Titik.

Terkait status Mantan Presiden Soeharto untuk dijadikan sebagai Pahlawan Nasional, pihaknya tidak terlalu memaksa pada pemerintah untuk menetapkannya. Menurutnya, Soeharto sudah cukup dianggap sebagai pahlawan keluarga, karena rakyat Indonesia sudah mengetahui jasa-jasanya.

"Buat kami semua yang penting Pak Harto di mata rakyat Indonesia. Saya percaya bapak adalah pahlawan bagi jutaan rakyat Indonesia. Apakah itu mau dapat penghargaan, pengakuan sebagai pahlawan atau tidak itu buat kami pak harto adalah pahlawan keluarga," kata Titik.

Pihaknya menghargai kehadiran Presiden di Museum tersebut. Akan tetapi menurutnya hal itu wajar, sebab SBY merupakan yunior sebagai presiden RI mapun di militer.

"Kami sangat menghargai beliau mampir ke sini. Pak harto adalah seniornya. Dan sesepuh beliau di tentara. Beliau juga menghargai pak harto," ujarnya. huda

Baca Selanjutnya
gravatar

Warga Manding Kirab Hasil Industri Kerajinan




BANTUL, TRIBUN – Warga Dusun Manding, Desa Sabdodadi, Kecamatan Bantul, menggelar kirab kerajinan hasil industri kreatif yang diproduksi oleh para perajin di daerah setempat, Minggu (13/10).

Berbagai hasil kerajinan yang terbuat dari kulit seperti jaket, sepatu, sandal, tas, dan produk lainnya dibentuk gunungan dan dikirab dengan berjalan kaki keliling kampung mulai dari rumah Kepala Dusun hingga tempat acara atau tengah kampong sejauh sekitar empat kilometer.

Kemudian di tempat acara ini, beberapa gunungan hasil kerajinan dan gunungan hasil pertanian serta makanan tradisional berencana didoakan bersama supaya ke depan kesejahteraan masyarakat meningkat.

Akan tetapi sebelum didoakan, masyarakat yang sudah tak sabar menanti, langsung merebut seluruh isi gunungan tanpa tersisa. Bahkan karena banyaknya orang yang saling berebut, beberapa orang hanya mendapat sepatu sebelah kiri tanpa ada pasangannya.

Ketua Pelaksana Merti Dusun Manding, Dwijo Hadi S menjelaskan, kirab hasil kerajinan dan hasil pertanian ini merupakan sebagai bentuk kegiatan promosi pada wisatawan dan masyarakat luar daerah.

“Tujuannya tak lain adalah agar bisa menarik wisatawan untuk datang dan membeli hasil kerajinan dari masyarakat Manding,” katanya saat ditemui di sela acara.

Di Dusun Manding, terdapat 12 RT yang mayoritas warganya berpfofesi sebagai perajin kulit, plastik, dan pedagang kuliner. Pada kirab yang sudah digelar untuk kedua kalinya sejak 2010 lalu, masing-masing dusun menampilkan hasil kerajinan andalan untuk diikutkan dalam kirab.

“Kami ingin meneguhkan bahwa Manding adalah pusat wisata budaya, kerajinan, dan kuliner di Bantul,” kata Dwijo.

Seorang wisatawan asal Palembang, Nurma (33), yang kebetulan sedang berwisata ke Yogyakarta dan singgah di Manding, mengaku penasaran dengan kerajinan yang dikirab keliling dusun ini. Dia sendiri tampak memerhatikan setiap gunungan yang dibawa para pemuda dusun.

“Adanya kirab kerajinan ini malah membuat saya penasaran. Ingin sekali melihat cara memproduksinya, sekaligus nanti kalau harganya cocok mau dibuat oleh-oleh,” katanya.(had)
Baca Selanjutnya
gravatar

Air Jernih dan Jembatan Gantung Menjadi Magnet Sungai Oya



Sejak lima tahun terakhir jembatan gantung yang membentang di Sungai Oya dan menghubungkan antara Dusun Wunut, Desa Sriharjo, dengan Dusun Jetis, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Bantul, menjadi daya tarik masyarakat untuk berlibur.

Setiap hari rata-rata sekitar 100 orang berkunjung di tempat ini. Bahkan saat akhir pekan, yakni Sabtu-Minggu tak kurang dari 500 orang datang dengan mengendarai sepeda motor dan mobil pribadi.

Jembatan gantung yang dibangun sejak tahun 2002 dengan panjang 90 meter dan tinggi dari dasar sungai sekitar 40 meter itu, menarik masyarakat untuk sekadar berfoto dengan latar belakang bukit-bukit berbatu.

Selain itu, yang menambah daya tarik adalah aliran Sungai Oya. Air yang jernih dengan arus yang tenang serta dasar sungai berupa batu kerikil dan pasir, memikat pengunjung untuk bermain air hingga berenang. Ditambah banyaknya pepohonan di sisi sungai, semakin nyaman untuk berteduh sambil bermain air.

Dari pengamatan Tribun Jogja pada Senin (14/10) kemarin, tampak pengunjung mulai usia balita hingga dewasa sedang asik bermain air. Para balita bermain air dan batu sambil ditemani orangtuanya, sedangkan para remaja hingga dewasa terlihat berenang ke tengah sungai.

Menurut Bunadi (42), warga Dusun Wunut yang setiap hari berprofesi sebagai pengelola parkir di tempat tersebut, di sungai dengan kedalaman mulai setengah meter hingga empat meter ini, memang banyak dikunjungi masyarakat dalam lima tahun ini.

"Biasanya mereka berfoto di jembatan gantung dan mandi di sungai. Ada juga yang kadang sampai mendirikan kemah di pinggir sungai," katanya.

Kawasan ini sampai saat ini memang belum ada yang mengelola, entah dari warga sekitar, pihak pemerintah desa, maupun swasta. Sehingga pengunjung yang datang cukup membayar parkir Rp 1.000 untuk sepeda motor dan Rp 2.000 untuk mobil.

"Fasilitas di sekitar sini paling baru ada satu warung dan beberapa homestay milik warga," ujarnya.

Menurutnya, kawasan ini lebih cocok dimanfaatkan untuk bumi perkemahan. Selain lokasinya yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari pusat Kecamatan Imogiri dan Pasar Imogiri, tanah di sekitar sungai relatif lebih rata.

"Dahulu malah pernah ada mahasiswa dari kampus di Yogya yang ingin berkemah di sini. Tapi dengan jumlah peserta sebanyak 1.500 orang tidak ada tempatnya, jadi kami dari warga belum bisa menerima," ungkapnya.

Saat ini, selain sering dikunjungi wisatawan domestik dari Sleman, Wonosari, dan Bantul sendiri, juga lebih sering dimanfaatkan untuk kegiatan foto model dan foto prewedding, bahkan beberapa waktu lalu sempat dijadikan shooting iklan produk kopi.

Nuruddin (20) pengunjung asal Mlati, Sleman, yang juga mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta, datang bersama puluhan teman kuliahnya dengan mengendarai sepeda motor. Dirinya memang baru pertama kali datang ke tempat ini.

“Awalnya sih saya diceritain sama temen-temen kuliah kalau di sini bisa berenang airnya bersih  dan pemandangannya bagus. Nah mumpung hari ini libur, kita ramai-ramai datang ke sini sekalian mandi,” ujarnya. huda
Baca Selanjutnya
gravatar

Ribuan Warga Parangtritis Salat Id di Gumuk Pasir Parangkusumo





BANTUL, TRIBUN - Ribuan warga Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, laki-laki maupun perempuan baik anak-anak hingga orang tua, melaksanakan salat Idul Adha di kawasan Gumuk Pasir Pantai Parangkusumo, Selasa (15/10).

Sejak pukul 05.30, mereka berbondong-bondong datang dengan berjalan kaki, mengendarai sepeda motor, mobil pribadi, dan bus. Di lokasi gumuk pasir, pada tempat yang rata dan luas, panitia telah menyiapkan garis lurus sebagai saf.

Jemaah yang datang, membawa tikar dan menatanya sesuai garis tersebut. Tepat pukul 06.40, salat Id pun dilaksanakan.

Pihak panitia menyatat, dalam pelaksanaan salat jemaah kali ini diikuti oleh sebanyak 3.563 orang yang terdiri dari 1.706 laki-laki dan 1.857 perempuan. Sedangkan uang infak yang terkumpul ada sebanyak Rp 19 juta.

Seorang jemaah, Sugiman, warga Dusun Kretek, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, saat ditemui usai mengikuti salat, mengungkapkan, ia setiap tahun selalu ikut berjamaah di lokasi tersebut, baik saat Idul Fitri maupun Idul Adha.

Selain sudah menjadi tradisi yang sudah bertahun-tahun, menurutnya ada kesan tersendiri saat salat di gumuk pasir.

“Rasanya itu seperti di padang pasir Arab Saudi, jadi rasanya bisa lebih dekat dengan kabah dan bisa lebih khusuk,” ujar laki-laki berkumis ini. Ia sendiri datang bersama warga satu kampungnya dengan menaiki bus.


Namun dari ribuan yang datang, ada juga yang sekaligus ingin berwisata di pantai selatan. Edy Purnomo, pengunjung asal Banyudono Boyolali ini misalnya, ia datang bersama keluarganya dan mengikuti salat Id. Usai mengikuti salat berjemaah, selanjutnya berwisata di pantai.

“Bagi saya niat utamanya ya ibadah, selanjutnya sekalian ingin rekreasi di pantai,” katanya.

Kepala Desa Parangtritis, Topo mengtakan, pelaksanaan salat Id bersama di lokasi yang biasanya juga dipergunakan untuk kegiatan manasik haji dengan luas dua hectare ini, sudah berlangsung selama 20 tahun ini. Saat idul fitri, jumlah jemaah bisa mencapai lebih dari 5.000 orang.

“Dahulu dilaksanakan di lapangan Parangkusumo, tapi akhirnya disepakati untuk dipindah kea rah barat atau di gumuk pasir. Masa kita salat kanan kirinya ada PSK (pekerja seks komersil) kan tidak etis lah,” kata Topo.

Di desa ini, selain melaksanakan salat Id berjamaah, pelaksanaan penyembelihan hewan kurban juga dikelola menjadi satu kepanitiaan. Tercatat ada sebanyak 77 sapi kurban dan 60 kambing kurban.(had)


Baca Selanjutnya