• All
  • Seni Budaya
  • Gosip
  • Hukum dan Kriminal
gravatar

CANDI LUMBUNG MULAI DIBONGKAR


CANDI LUMBUNG MULAI DIBONGKAR

MAGELANG - Candi Lumbung yang ada di sebelah barat Sungai Pabelan di Dusun Candi Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang mulai dibongkar dan direlokasi ke daerah yang aman untuk menghindari ancaman banjir lahar dingin Gunung Merapi.

Candi peninggalan agama Hindu yang dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno (abad ke-8) tersebut direlokasi ke Dusun Tlatar, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan berjarak sekitar 500 meter dari lokasi sebelumnya.

Penanggung jawab teknis lapangan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah, Wagiyo (59), di sela-sela pembongkaran candi, Jumat (16/9) mengatakan, pengerjaan sudah dimulai sejak 23 Agustus lalu, yang diawali dengan pembuatan jalur dari kayu papan sepanjang 180 meter dengan lebar satu meter untuk mengangkut batu.

Karena bangunan yang berdiri di atas batur berdenah bujur sangkar dengan ukuran 8,43 x 8,43 meter dan menghadap ke arah barat ini letaknya berada di pinggiran sungai setinggi 17 meter, dan untuk mencapai lokasi harus melalui parit persawahan. Kemudian setelah libur lebaran, pada Senin (12/9) kemarin baru dimulai pembongkaran candi.

Wagiyo mengatakan, ketika dirasa jalur yang telah dibuat terlalu jauh, maka dibuatlah jalur baru sepanjang 22 meter dengan menuruni tebing sungai setinggi 17 meter. "Kalau lewat darat atau sawah, kanan kirinya banyak tanaman sayuran milik warga, nanti justeru merusak tanaman itu. Sehingga diputuskan membuat alternatif bantaran sungai," ujarnya.

Untuk proses pembongkaran, sebanyak 25 pekerja itu hanya menggunakan peralatan sederhana berupa tali dan linggis. Satu persatu batu itu diikat dengan tali kemudian diluncurkan pada papan, sedangkan pekerja lainnya menahan tali tersebut dari bawah agar tidak meluncur terlalu cepat.

Sementara di bagian paling bawah, satu unit truk milik BP3 Jateng telah disiapkan untuk mengangkut batu-batu candi itu menuju tempatnya yang baru.

Wagiyo mengaku mengalami kesulitan untuk pembongkaran, disamping menurutnya batuan Candi Lumbung ukurannya sangat besar, sedangkan peralatan yang digunakan serba manual. "Pembongkaran dilakukan secara manual dengan alat bantu tambang, linggis dan papan, karena alat berat tidak bisa sampai ke lokasi mengingat kondisi medan cukup berat," katanya.

Ia mengatakan, untuk menyelesaikan pembongkaran bangunan candi ini, tidak ada target. Namun sebelum datangnya musim hujan ditargetkan sudah selesai. Karena ketika musim hujan bisa membahayakan para pekerja, terlebih ancaman banjir lahar dingin masih mengintai.

Candi yang memiliki 27 lapisan ini akan dilakukan secara total hingga lapisan paling bawah. Namun pemindahan ini hanya sementara untuk penyelamatan benda purbakala, dan nantinya akan dibuatkan pondasi. Setelah jadi, baru dikembalikan ke tempat semula. "Untuk pemindahan tersebut, nantinya ditempatkan di lokasi sementara selama lima tahun," katanya.
Untuk memudahkan pemasangan kembali, pihaknya memberikan tanda dan nomor registrasi di setiap batuan.

Sebelumnya, Kabid Sejarah, Museum Kepurbakalaan, Bahasa, dan Perfilman, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kabupaten Magelang, Djoni Suswiyanto mengatakan, untuk menyelamatkan peninggalan sejarah tersebut jalan satu-satunya adalah dengan memindahkannya.

Akibat berulangkali diterjang banjir lahar dingin pascaerupsi Gunung Merapi 2010, kata Djoni, tebing Sungai Pabelan di sekitar candi terus mengalami longsor. Semula letak candi berjarak sekitar dua hingga tiga meter dari bibir Sungai Pabelan, namun kini tinggal berjarak 50 centimeter.

Djoni menambahkan, sebelumnya tebing sungai di sekitar candi sudah dibangun talut, tetapi tidak kuat menahan dahsyatnya hantaman banjir lahar dingin.

"Sebagai upaya menyelamatkan Candi Lumbung, bangunan peninggalan sejarah itu harus dipindah ke lokasi yang lebih aman yang diperkirakan tidak terkena jangkauan banjir lahar dingin," katanya.(had)