
Candi Lumbung Pernah Dibongkar Sebelumnya
Candi Lumbung Pernah Dibongkar
Sebelumnya
MAGELANG – Candi Lumbung di Dusun Candi
Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang yang telah dalam proses
pembongkaran untuk direlokasi ke daerah yang lebih aman. Sebelumnya, candi
tersebut diperkirakan pernah dilakukan pemugaran, karena dilihat dari struktur
bangunan yang lebih rapi dibanding bangunan candi yang masih asli pada umumnya.
Kabid Sejarah, Museum Kepurbakalaan,
Bahasa, dan Perfilman, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kabupaten Magelang,
Djoni Suswiyanto mengatakan, memang candi tersebut pernah direnovasi pada tahun
2006 lalu karena runtuh akibat gempa.
“Namun pembongkaran dan renovasi itu
hanya pada bagian tangga dan stupanya saja, sedangkan pada bagian badan candi
tidak dilakukan pemugaran. Apabila candi itu sudah pernah dipugar, kami belum
memiliki catatannya,” kata Djoni, Jumat (16/9).
Tapi menurut Penanggungjawab Teknis
Lapangan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah, Wagiyo
(59), candi tersebut menurutnya pernah dilakukan pemugaran, namun tidak
diketahui kapan pemugaran tersebut dilakukan, diperkirakan pada masa penjajahan
kolonial. “Diperkirakan pembongkaran itu pada zaman Belanda,” ujarnya.
Menurut Wagiyo, candi tersebut
diketahui pernah dibongkar terlihat dari bekas semen di antara bebatuan yang
sudah lapuk pada bagian tengah bangunan candi. Selain itu, tatanan bebatuan
yang ada juga sangat rapi.
"Kalau belum dijamah itu ciri tatanan batunya agak berserakan. Dan tidak ada semen di antara batuan, semuanya hanya ditata begitu saja. Tapi kalau strukturnya rapi, saya yakin itu pasti sudah dijamah," kata spesialis pembongkar candi yang mengawali pengalamannya sejak pemugaran Candi Brahma di komplek Siwa, candi Prambanan tahun 1977 ini.
Ia mengatakan, ciri lain untuk candi yang masih asli biasanya pada bagian tengah lapisan bawah terdapat sebuah benda berharga berupa emas, perak, dan perunggu. Ia mencotohkan, di candi Gedong Songo yang ada di Semarang, pada bangunan candi ke empat yang ia pugar pada tahun 2009 lalu, terdapat Lingga Yoni (simbol laki-laki dan perempuan) dengan ukuran lima centimeter persegi, dari Yoninya terbuat dari perak dan Lingganya dari emas.
"Kalau belum dijamah itu ciri tatanan batunya agak berserakan. Dan tidak ada semen di antara batuan, semuanya hanya ditata begitu saja. Tapi kalau strukturnya rapi, saya yakin itu pasti sudah dijamah," kata spesialis pembongkar candi yang mengawali pengalamannya sejak pemugaran Candi Brahma di komplek Siwa, candi Prambanan tahun 1977 ini.
Ia mengatakan, ciri lain untuk candi yang masih asli biasanya pada bagian tengah lapisan bawah terdapat sebuah benda berharga berupa emas, perak, dan perunggu. Ia mencotohkan, di candi Gedong Songo yang ada di Semarang, pada bangunan candi ke empat yang ia pugar pada tahun 2009 lalu, terdapat Lingga Yoni (simbol laki-laki dan perempuan) dengan ukuran lima centimeter persegi, dari Yoninya terbuat dari perak dan Lingganya dari emas.
“Keunikan orang jaman dulu setiap
candi biasanya yang belum dipugar di dalamnya ada benda berharga. Biasanya
berupa perak, emas dan perunggu. Tapi untuk candi Lumbung ini prediksi saya
tidak ada, jadi kita lihat saja nanti kalau sudah sampai bawah,” ujarnya.
Wagiyo juga mengungkapkan, pada bangunan Candi Ngawen, di Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan,juga terdapat dua bangunan candi yang masih asli, antaralain pada bangunan ketiga dan kelima.(had)
Wagiyo juga mengungkapkan, pada bangunan Candi Ngawen, di Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan,juga terdapat dua bangunan candi yang masih asli, antaralain pada bangunan ketiga dan kelima.(had)