
(Duta Wisata) Ajang Bergengsi Bagi Anak Muda Telah Dibuka
MAGELANG, TRIBUN – Kota Magelang akan kembali menggelar ajang bergengsi bagi anak muda yang memiliki talenta dan kepribadian luhur, serta berwawasan luas untuk menjadi Duta Wisata Kota Magelang 2011.
Kasi Penyuluhan, Kerjasama Bidang Pariwisata (Kasi PPKBP), Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Magelang, Indri Astuti S.Sos menyatakan, pihaknya memberikan kesempatan kepada seluruh anak muda dari Kota Magelang mulai dari umur 17-25 tahun dan minimal berpendidikan SMA atau sedang mengenyam pendidikan SMA, mengikuti ajang perekrutan calon icon daerah tersebut.
Pendaftaran sudah dibuka sejak 1 Agustus lalu hingga 22 September mendatang. Dan pada pendaftaran, tidak dipungut biaya.
“Kami sudah datang ke sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan agar mau mengirimkan siswanya yang berprestasi bukan hanya satu pasang saja. Karena sebenarnya anak-anak ingin ikut, namun kalau tidak ada yang memfasilitasi mereka tentunya malu,” ujarnya.
Indri juga mengatakan, persyaratan utama sebenarnya tidak harus cantik dan tampan, karena aspek tersebut relatif. Namun yang terpenting adalah harus cerdas, bertatakrama, berwawasan luas, memiliki sifat rendah hati, tidak egois, dan mudah bergaul.
Indri juga mengatakan, persyaratan utama sebenarnya tidak harus cantik dan tampan, karena aspek tersebut relatif. Namun yang terpenting adalah harus cerdas, bertatakrama, berwawasan luas, memiliki sifat rendah hati, tidak egois, dan mudah bergaul.
“Karena sekarang banyak orang cantik dan ganteng. Namun mereka merasa pintar, sombong, dan tidak mau bergaul dengan yang lain,” tuturnya.
Menurutnya, seorang duta wisata, memiliki potensi dan peluang sangat besar di masa depan, karena ia telah memiliki popularitas dan relasi yang cukup luas. Memang Indri mengakui bahwa pihaknya tidak menjanjikan masa depan yang jelas bagi para Duta Wisata, namun setidaknya dengan menjadi icon sebuah daerah dan sering mengikuti berbagai ajang berskala luas, tentunya semakin banyak pula pengalaman berharga dan relasi yang tidak mungkin bisa didapatkan setiap anak muda.
Selain itu, dalam rekrutmen juga tidak membedakan antar etnis yang memang ada di Kota Magelang. “Kita juga tidak membedakan berbagai etnis dalam rekrutment peserta, semuanya kami anggap sama karena mereka sama-sama warga negara Indonesia. Yang terpenting adalah ia mampu bersaing dengan peserta yang lain dengan mengutamakan kelebiahan yang dimiliki,” ujarnya.
Untuk dewan juri, selaku panitia penyelenggara, Indri berjanji akan mendatangkan para budayawan yang memiliki konsistensi di bidangnya, memiliki independensi, dan memiliki semangat untuk tetap menjadikan Kota Magelang selalu terbaik.
“Karena para duta wisata yang juara ini nanti juga akan diajukan ketingkat Provinsi, maka tentunya kita harus mencari yang terbaik agar nantinya mampu menembus hingga tingkat nasional,” katanya.
Hingga, Selasa (23/8) kemarin, tercatat sebanyak 80 peserta yang sudah mendaftarkan diri ke Disporabudpar. Dan dari jumlah tersebut, masih didominasi para pelajar dari SMA dan perguruan tinggi, padahal pihaknya juga berharap agar ada peserta yang muncul dari kalangan pekerja. Pada tahun 2009 lalu, yang menjadi juara dari anak SMA, dan untuk tahun 2010 dari anak kampus.
Sedangkan untuk karakteristik kebudayaan Kota Magelang, lanjut Indri, cenderung berkiblat ke Solo baik dari segi kepribadian maupun busana.
Untuk proses seleksi hingga grand final, lanjut Indri, penilaian dilakukan dalam satu hari, sehingga semua peserta bisa merasakan ikut grand final. Kalau dilakukan secara bertahap pertimbangannya adalah peserta yang gagal di tahap sebelumnya tidak memiliki pengalaman hingga ke grand final.
Untuk proses seleksi hingga grand final, lanjut Indri, penilaian dilakukan dalam satu hari, sehingga semua peserta bisa merasakan ikut grand final. Kalau dilakukan secara bertahap pertimbangannya adalah peserta yang gagal di tahap sebelumnya tidak memiliki pengalaman hingga ke grand final.
Andre Wijaya, mahasiswa semester VII jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Atmajaya Yogyakarta, yang menjadi juara pada tahun 2010 lalu mengatakan, banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh selama menjadi Duta Wisata. Menurutnya, selain memperoleh popularitas, juga mempunyai kesempatan mengembangkan relasi di berbagai bidang.
Dengan mengikuti ajang bergengsi ini, Andre sendiri mengakui mempunyai kesempatan yang luas untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan budaya Jawa di tengah masyarakat. Khususnya mempromosikan potensi Kota Magelang ke luar daerah.
Pemuda yang bercita-cita menjadi Diplomat di Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, dan beralamat di Jalan Panjaitan no 12, Jambon Tengah, Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang ini, sebenarnya sudah mengikuti ajang ini sebanyak tiga kali, namun baru bisa menjadi juara pada ketiga kalinya. “Saya sudah mengikuti ajang ini sebanyak tiga kali, sebelumnya hanya mampu menjadi juara bidang inteligensia. Makanya bagi para peserta yang pernah gagal, jangan menyerah untuk mencoba ikut kembali,” ujarnya.
Andre juga pernah menyabet juara II di tingkat Provinsi Jawa Tengah dalam ajang Mas Jawa Tengah 2010. Menurutnya, duta wisata bukan hanya gelar semata, tapi benar-benar mempromosikan daerah tertentu. “Saat itu adalah paling berkesan bagi saya selama menjadi duta wisata di Kota Magelang,” tuturnya.
Selain selalu dilibatkan dalam setiap even besar di Kota Magelang, Andre mengaku juga selalu dilibatkan dalam setiap even berskala regional di kampusnya. “Tentunya ini menambah kemudahan dalam berbagai hal, termasuk di kampus juga mendapat prioritas di bidang tertentu,” ungkapnya.
Memang setiap ada kegiatan, ada kompensasi dari Pemkot Magelang, dan jumlahnya juga disesuaikan dengan taraf even tersebut. Namun ia tidak memperhatikan kompensasi yang diberikan.(had)
Ghea Ingin Melaju Ke Ajang Putri Indonesia
Juara bidang kepribadian duta wisata Kota Magelang 2010, Fadiah Gita Ghaesani (20) atau akrab dipanggil Ghea, ingin terus mengembangkan potensi yang ia miliki hingga ke ajang Putri Indonesia. “Setidaknya saya sudah memiliki bekal sedikit melalui ajang duta wisata, rencana ke depan ingin ikut ajang Putri Indonesia,” ujar mahasiswi semester V, jurusan Sastra Prancis Universitas Gadjah Mada (UGM) ini dengan optimis.
Menurut perempuan asal Sanggrahan II/644/ Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang Utara, selama menjadi duta wisata memiliki banyak pengalaman dalam berbagai aspek, karena selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan di Kota Magelang.
Ia sendiri mengikuti ajang ini atas inisiatif sendiri tanpa ada dorongan dari siapapun. “Awalnya saya mendengar info ada rekrutmen duta wisata, kemudian browsing di internet tentang fungsi duta wisata dan kegiatan apa saja yang dilakukan. Setelah mendaftar ternyata saya masuk nominasi 15 besar,” ujar Ghea.
Ia sangat bersyukur dan bangga menjadi salah satu icon kota kelahirannya. Namun prestasi ini tidak lantas membuatnya berbesar kepala dan menganggap dirinya paling baik dibanding yang lainnya. “Kalau kumpul bersama teman ya biasa saja, tidak membeda-bedakan dan memilih teman. Semuanya saya anggap sama,” katanya.
Kasi Penyuluhan, Kerjasama Bidang Pariwisata (Kasi PPKBP), Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Magelang, Indri Astuti S.Sos menambahkan, para duta wisata yang pernah menjadi juara, di kemudian hari diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang menurut mereka memiliki peluang yang besar.
“Sebenarnya kita sudah pernah mengajukan ke Provinsi agar mantan duta wisata nantinya bisa langsung diangkat menjadi pegawai negeri (PNS) sesuai bidang yang diperdalaminya, namun hingga kini belum ada tanggapan,” katanya.
Padahal, lanjutnya, mereka sudah jelas memiliki kelebihan dan kecerdasan yang di atas rata-rata. Tentunya merupakan sebuah kebanggaan apabila mereka mampu kembali mengembangkan daerah asalnya dengan bekal ilmu yang ditekuninya.
Kemudian, apabila para duta wisata ingin mengembangkan ke ajang yang lebih tinggi, tentunya mereka juga sudah memiliki pengalaman yang cukup. Karena selama menjadi duta di daerah, mereka juga selalu mendapatkan bimbingan berbagai aspek pengetahuan.(had)
News Analysis
Drs Soetrisman M. Sc, (Budayawan Magelang)
Duta Wisata Harus Mampu Menahan Godaan
Duta adalah seorang yang memahami keadaan wilayahnya. Maka bagi duta Kota Magelang, dia harus mampu mencerminkan bagaimana daerahnya. Dia juga mau mendengarkan berbagai permasalahan yang ada di luar daerah selain itu ia juga harus mau mendengarkan permasalahan di dalam daerahnya.
Untuk menjadi seorang duta wisata, kecantikan dan ketampanan memang sebuah modal awal. Namun perilaku yang berkaitan dengan tatakrama, dan mampu menjadi seorang yang santun dan beretika adalah pijakan utama.
Selanjutnya harus memiliki Brain, atau kecerdasan dan pengetahuan yang luas. Dia cantik maupun tampan tapi kalau tidak punya kemampuan mengambil inisiatif dan resiko, maka seseorang akan tidak berarti. Itu bisa terlihat sejak saat dilakukan karantina, mereka akan keliahatan bahwa orang tersebut mempunyai kelebihan bidang leadership.
Kemudian yang terpenting adalah dia harus memiliki kemampuan bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan, dan Keamanan (IPOLEKSOSBUDHANKAM). Seorang warga kota yang baik ia harus memiliki ideologi pancasila dan NKRI, tentunya tentang pola pikir khas daerah setempat juga menjadi hal utama.
Duta juga harus memahami politik bermasyarakat. Mampu memanfaatkan perekonomian yang ada di daerah setempat. Kalau di Kota Magelang yang mencanangkan Kota Jasa, maka ia harus mampu memberikan ide kreatif untuk mengembangkan Kota Magelang.
Lalu ia juga mampu bersosial dengan masyarakat, jangan sampai seorang duta wisata orangnya tertutup dan susah bergaul. Kemudian juga mampu memahami dan mengimplementasikan budaya yang ada baik bagi dirinya sendiri maupun ke luar daerah.
Selanjutnya, duta wisata juga mampu mempertahankan harga dirinya atau kehormatannya dari godaan, baik dari dalam maupun dari luar. Karena ia merupakan icon suatu daerah tertentu.
Memang perlu adanya pengembangan paguyuban para alumni duta wisata, yang tujuannya adalah menampung para generasi berikutnya untuk menapaki dan membangun potensi dirinya sendiri di masa depan perlu terus ditingkatkan.
Karena itu paguyuban orang cantik, orang tampan, berwibawa dan orang pintar, tentunya tidak semuanya mempunyai nasib yang baik. Maka bagi yang bernasib baik, sudah sepantasnya mengajak temannya yang kurang bernasib baik.(had)