• All
  • Seni Budaya
  • Gosip
  • Hukum dan Kriminal
gravatar

Endro Kerahkan 100 Petugas Untuk Membantu Pemadaman


Endro Kerahkan 100 Petugas Untuk Membantu Pemadaman

Kebakaran Gunung Sumbing Capai 45 Hektar

TEMANGGUNG - Kebakaran yang terjadi di kawasan hutan lindung Gunung Sumbing sejak Selasa (6/9) lalu, sempat berhasil dipadamkan pada Rabu (7/9) sore sekitar pukul 17.00. Namun saat petugas hendak turun gunung, sekitar pukul 18.00 kembali muncul titik api. Diduga kebakaran lanjutan tersebut disebabkan sisa bara api yang tertiup angin kencang dan menimpa dedaunan kering.

Pada Rabu kemarin, total luasan kebakaran yang terjadi di areal gunung setinggi 3.371 meter tersebut sesaat setelah dipadamkan diprediksikan mencapai 30 hektar. Namun akibat kebakaran yang kembali terjadi, diperkirakan hingga Kamis (8/9) mencapai sekitar 45 hektare.

Kebakaran lanjutan tersebut cukup merepotkan petugas, karena terpisah di enam titik dan memaksa petugas kembali mendaki gunung. Enam titik kebakaran lanjutan tersebut berada di dua titik wilayah Mangli, antaralain di wilayah Kemloko ada dua titik dan di wilayah Kecepit ada dua titik. Akibat kebakaran tersebut, luasan areal kebakaran semakin bertambah mencapai sekitar 45 hektar. ”Kami belum bisa memprediksikan, kalau 45 hektar pasti ada,” kata Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Temanggung, KPH Perum Perhutani Kedu Utara, Juni Junaedi.

Pantauan dari desa terdekat menunjukkan, kobaran api di enam titik tersebut membesar mulai sekitar pukul 20.00 WIB. Api terus menjalar sehingga tampak semakin meluas. Kobaran api tersebut semakin membesar sampai malam, namun pandangan tertutup asap yang menggumpal akibat kebakaran. Sudah mulai masuk wilayah Kecepit, kalau tidak segera dipadamkan, dapat meluas sampai wilayah Kledung,” ujarnya.

Ia mengatakan, saat kebakaran terjadi, petugas perhutani dibantu anggota Polsek Tembarak, Koramil Tembarak serta masyarakat sekitar masih berada di puncak gunung untuk memantau kondisi. Namun karena medan yang terpisah, petugas sulit untuk melakukan pemadaman. ”Disamping itu pemadaman kami lakukan menggunakan alat manual, hanya dengan ranting yang dipukul-pukulkan ke sumber api,” terangnya.

Kepala Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Perum Perhutani Kedu Utara, Endro Kusdiyanto kepada Tribun Jogja menuturkan, Perhutani pada Kamis menerjunkan sekitar 100 petugas gabungan naik ke puncak untuk melakukan pemadaman. Petugas gabungan tersebut terdiri dari Perhutani, Polres Temanggung, masyarakat Pecinta Alam, LSM dan warga sekitar yang berasal dari tiga daerah kabupaten. Kabupaten Magelang, Temanggung, dan Wonosobo.

“Kemarin Rabu ada 50 petugas gabungan, tapi karena malamnya kembali terbakar, akhirnya Kamis pagi diterjunkan 100 petugas gabungan untuk membantu memadamkan secara manual,” katanya.

Ia juga mengatakan, tumbuhan ilalang kering rata-rata tingginya mencapai dua meter yang ada di kawasan puncak juga menambah semakin cepatnya api menjalar. “Kita sudah berupaya memadamkannya dengan cara memotong jalur api sesuai arah angin. Selain itu juga memukul-mukul ranting yang terbakar,” ujarnya.

Walaupun hingga kini api belum bisa dipadamkan, dan dimungkinkan masih dapat terus melebar. Namun Endro yakin kebakaran di wilayah tersebut potensinya tidak sampai membahayakan permukiman. “Karena lokasi pemukiman di sekitar lereng gunung sumbing sangat jauh dari titik api yang ada di sekitar puncak. Dipastikan tidak akan sampai ke sana,” katanya.

Ia juga menegaskan, kebakaran yang terjadi di pegunungan tidak sama dengan kebakaran yang ada di wilayah permukiman yang bisa mendatangkan air dengan mudah. Kebakaran hutan hanya bisa diselesaikan dengan cara manual. “Tapi karena kebakaran ini tidak terlalu besar, sehingga sementara ini tidak perlu mendatangkan helikopter untuk membantu pemadaman. Kota masih terus berusaha siang malam untuk memadamkannya,” kata Endro.(had)