• All
  • Seni Budaya
  • Gosip
  • Hukum dan Kriminal
gravatar

PENGUNJUNG BOROBUDUR KELUHKAN KENAIKAN HARGA TIKET



MAGELANG - Harga tiket masuk tempat wisata Candi Borobudur yang dinaikkan menjadi Rp 30 ribu untuk orang dewasa dan Rp12.500 untuk anak-anak selama lebaran, dikeluhkan oleh para pengunjung. Harga itu dinilai terlalu mahal dan mereka menuding pihak manajemen sengaja memanfaatkan momen libur lebaran untuk mengeruk keuntungan yang banyak.

"Saya kaget saat mau beli tiket harganya Rp30 ribu perorang. Padahal saya bawa rombongan sepuluh orang," kata, wisatawan asal Jakarta, Agus Setiawan (37), Kamis (1/9) kemarin.

Agus menuding pihak manajemen memanfaatkan momen libur lebaran untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Ia terpaksa mengeluarkan uang sejumlah Rp 300 ribu untuk membayar tiket tanda masuk bagi 10 orang keluarganya.

Hal sama diungkapkan oleh Ikawati (31), wisatawan asal Manado, Sulawesi Utara. Ia kaget karena harga tiketnya sangat mahal. Padahal dia bersama suami dan dua orang anaknya tidak bisa menikmati kemegahan candi peninggalan dinasti Wangsa Syailendra abad 8 itu hingga lantai ke 10, karena memang sedang ada perbaikan.
"Tapi nggak apa-apalah, yang penting sudah sampai sini kok. Lagipula anak saya juga senang karena sebelumnya hanya tahu Candi Borobudur lewat buku pelajaran saja. Sekarang bisa melihat nyata," katanya.

Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (PT TWCBPRB), Purnomo Siswo Prasetyo didampingi Kepala Unit TWCB, Pujo Suwarno dalam jumpa pers, Kamis (1/9) kemarin membenarkan, harga tiket memang dinaikkan selama libur lebaran ini.    Hal itu diberlakukan sesuai dengan peningkatan pelayanan yang diberikan pihak PT TWCB kepada pengunjung yang menikmati kunjungan wisatanya di Candi Borobudur selama lebaran.

"Meski pengunjung tidak bisa menikmati lantai 8-10 candi Borobudur, namun tiket tanda masuk tetap kita naikkan menjadi Rp 30 ribu untuk dewasa dan Rp 12.500 untuk anak-anak," terang Purnomo.  

Menurutnya, kenaikan tersebut juga tidak ada perubahan dari tahun sebelumnya saat libur lebaran tahun 2010 lalu. Kenaikan itu sendiri sudah diperhitungkan matang oleh pihak manajemen, karena ingin memberikan pelayanan dan kenyamanan untuk pengunjung.  

Selama libur lebaran, berbagai kesenian tradisional juga digelar untuk menghibur pengunjung. Antara lain Barongsay, Topeng Ireng, Gajah Tunggang, tilik ndeso, musik religi, pagelaran wayang kulit, atraksi budaya batik tulis,  kuda lumping dan dolanan anak, pameran lukisan, pameran arkeologi dan erupsi Merapi dan lain sebagainya. "Untuk menggelar kesenian tradisional juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jadi sebetulnya, dari mereka kita kembalikan ke mereka juga," tandas Purnomo.

Selain itu, untuk memberikan keamanan dan kenyamanan saat berkunjung, PT TWCB menyiapkan ratusan personil polisi dan tenaga keamanan lain. 

Pihaknya juga menegaskan, bahwa untuk rombongan, pihaknya memberikan potongan harga tiket masuk. Maka, untuk rombongan bisa menginformasikan jumlah rombongannya untuk mendapatkan potongan harga.

Purnomo berharap, kunjungan ke Borobudur juga memberi manfaat bagi wisatawan. Selain untuk refreshing, juga bisa menjadi sarana edukasi dan mendapatkan informasi budaya peninggalan nenek moyang.

Purnomo mengaku senang karena jalur wisata dari arah Yogyakarta menuju Borobudur sudah lancar pasca banjir lahar dingin. Karena jembatan Pabelan yang putus sudah dibangun kembali. "Ini banyak membantu kelancaran wisatawan berkunjung ke Borobudur," ujarnya.

Kepala Unit PT TWCB, Pujo Suwarno, menambahkan, libur lebaran tahun 2011 ini, ia menargetkan jumlah pengunjung sebanyak 200 ribu orang dari H-4 sampai H+6. Pada tanggal 30 Agustus lalu, jumlah kunjungan sebanyak 14.068 orang, kemudian tanggal 31 Agustus sebanyak 15.601.

Pihaknya berharap di hari-hari berikutnya bisa mencapai 20 ribu orang lebih perhari. Puncak kunjungan wisata, diperkirakan terjadi pada hari Minggu (4/9) mendatang.(had)