• All
  • Seni Budaya
  • Gosip
  • Hukum dan Kriminal
gravatar

Aksi Pramuka Mengelilingi Candi Borobudur Dengan Hasduk


Aksi Pramuka Mengelilingi Candi Borobudur Dengan Hasduk

Djoni Yakin Akan Masuk MURI

Sekitar empat ribu anggota Gerakan Pramuka dari golongan Siaga (MI dan SD) se Kabupaten Magelang, menggelar aksi menyambung Hasduk atau Setangan Leher mengelilingi bangunan Candi Borobudur sepanjang 1.200 meter. Kegiatan yang dimulai tepat pukul 09.40 hingga 09.50 tersebut ditargetkan akan mampu memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).
Satu-persatu dengan aba-aba dari para pendamping, anak-anak yang sudah berbaris mengelilingi dan menghadap bangunan candi mulai melepaskan setangan leher merah putih yang dikenakan. Kemudian mengikatkan dengan milik teman yang ada di sampingnya hingga sempurna mengelilingi Candi Borobudur.
Para pengunjung Candi baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara juga terlihat sangat terhibur dengan aksi tersebut. Mereka mengabadikannya dengan kamera masing-masing.
Kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan 50 tahun Pramuka Indonesia, dengan diselenggarakan Jambore Cabang SD/MI Kabupaten Magelang yang digelar di komplek Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) mulai tanggal 13 hingga 15 Oktober.
Ketua Panitia, Djoni Susmiyanto saat ditemui Tribun Jogja di sela-sela aksi mengatakan, selama ini belum pernah ada aksi serupa. Maka pihaknya berinisiatif mendaftarkan aksi ini ke MURI.
Sedangkan pemilihan setangan leher merah putih sebagai medianya. Karena barang tersebut lekat dengan pramuka, dan sebagai pertanda bahwa merah putih adalah lambang negara Indonesia. Dengan ini, sudah semestinya bangsa Indonesia melestarikan warisan budaya nenek moyang tersebut.
Djoni mengungkapkan, awalnya pihaknya mendaftarkan aksi ini ke MURI. Ternyata apabila ingin mendapatkan sertifikat resmi dari MURI harus membayar pendaftaran sebesar Rp 12 juta. “Kita disuruh bayar. Ini kan kegiatan sosial Pramuka. Uang segitu Pramuka dapat dari mana? Sementara dana untuk kegiatan ini saja hasil dari gotongroyong,” ujarnya, Sabtu (15/10).
Mestinya, kata Djoni, pihak MURI dapat mencermatinya bahwa kegiatan ini tidak melibatkan sponsor dan benar-benar aksi untuk mendidik generasi penerus.
Akhirnya, lanjutnya, dipilihlah opsi bahwa kegiatan ini tidak dihadiri pihak MURI. Namun dalam penyelenggara harus membuat berita acara sesuai persyaratan yang ditetapkan dan kemudian ditandatangani pejabat setempat, didukung dengan foto dan video, serta dipublikasikan melalui media massa. Kemudian hasilnya akan dilaporkan untuk diverifikasi.
Rencananya, berkas tersebut akan dikirimkan ke MURI pada Selasa (18/10) besok untuk mendapatkan sertifikat. “Saya kira persyaratan sudah lengkap, dan saya yakin pasti sertifikatnya bisa diberikan,” katanya.

Ka.Kwarcab
Gerakan Pramuka Kabupaten Magelang 1108, Drs Soeharno yang juga Ketua Komisi A DPRD Kab Magelang mengatakan, kegiatan ini tujuannya adalah untuk memberikan pernyataan bahwa Pramuka siap melindungi dan melestarikan cagar budaya asli Indonesia serta menyelamatkan warisan nenek moyang berupa bangunan Candi Borobudur.
Menurutnya, pada bangunan tersebut mengandung berbagai arti kehidupan yang lekat dengan masyarakat Indonesia.
“Tadi saat proses mengikatnya, diawali oleh para pembina. Itu berarti bahwa sudah saatnya para orang tua mewariskan bangunan cagar budaya tersebut pada generasi penerus untuk selalu dijaga apapun rintangan yang dihadapi,” ujarnya.(had)