
Produk UMKM Asli Magelang di Artos Sepi Pengunjung
Produk UMKM
Asli Magelang di Artos Sepi Pengunjung
MAGELANG,
TRIBUN – Produk-produk unggulan UMKM Kabupaten Magelang yang ikut dipamerkan di
Armada Town Square (Artos) Mall berada di Ground Floor kurang diminati
pengunjung. Sebelumnya, pameran tersebut telah dibuka oleh Kepala Dekranasda
Provinsi Jateng, Sri Suharti Bibit Waluyo bersamaan dengan diresmikannya Artos
Mall, Jumat (7/10) lalu, dan berakhir 16 Oktober mendatang.
Menurut
penuturan Ramlan (42),
anggota Asosiasi Pengrajin Pucang Citra Mandiri, dari
Desa Pucang Kecamatan Secang, yang juga penjaga stan kerajinan asli Magelang tersebut
mengatakan, stan kerajinan ini hanya ramai di hari pertama hingga keempat,
sedangkan sejak Selasa (11/10) hingga Jumat (14/10) kemarin sepi pengunjung.
“Stan di sini sepi, karena posisinya di lantai atas dan tidak ada penunjuk arahnya. Bahkan kalau dilihat dari depan saja tidak tahu kalau ini tempat pameran. Kenyataannya di bawah ramai pengunjung sedangkan di atas sedikit,” katanya, Jumat (14/10).
“Stan di sini sepi, karena posisinya di lantai atas dan tidak ada penunjuk arahnya. Bahkan kalau dilihat dari depan saja tidak tahu kalau ini tempat pameran. Kenyataannya di bawah ramai pengunjung sedangkan di atas sedikit,” katanya, Jumat (14/10).
Padahal,
lanjutnya, pihaknya telah menyiapkan harga produk-produk tersebut tidak terlalu
mahal. Ia mencontohkan, harga sebuah mobil-mobilan dari kayu yang biasanya
dijual di Gedung Kerajinan Komplek Pasar
Secang seharga Rp
12.500 perbuah, di pameran tersebut hanya dibandrol Rp 20.000.
Harga sekian
telah disesuaikan dengan biaya transportasi dan biaya penjaga stan. Selain itu,
lanjutnya, biasanya ketika pembeli memesan di Gedung
Kerajinan memesan dengan
cara grosiran, sedangkan di pameran secara eceran. “Tentunya lebih murah di Gedung Kerajinan, karena kita sesuaikan dengan lokasinya. Di sini kan
mall,” ujar Ramlan.
Hal serupa
diungkapkan oleh penjaga stan Root Art
Centre and Furniture, Fuad (30). Menurutnya, pengunjung yang masuk ke
pameran rata-rata masih masyarakat lokal, sedangkan produk-produk yang pihaknya
pamerkan adalah berstandar nasional dan internasional dengan sasaran pengunjung
dari luar daerah.
“Pemerintah
kurang serius dalam mengangkat produk-produk unggulan asli Magelang. Seharusnya
brand yang diangkat lebih bernilai eksekutif dan promosinya lebih luas lagi,”
kata Fuad.
Sejak hari
pertama mengikuti pameran, baru tujuh barang yang mampu terjual dari kerajinan
akar-akaran ini. Itupun, kata Fuad, hanya barang-barang yang memiliki standar
menengah.
Kepala Dinas
Perindustrian, Koperasi dan UMKM Kabupaten Magelang, Drs Edy Susanto
mengatakan, irama kunjungan ke pameran UMKM sama dengan jumlah pengunjung di
Artos. “Kalau di lantai bawah ramai, di atas juga ramai,” katanya.
Memang,
lanjutnya, di hari-hari tertentu pada hari Senin hingga Kamis tradisi di mal
sepi sudah terbiasa, nanti saat masuk hari Jumat hingga Minggu malam, mulai
ramai kembali.
Edy mengatakan,
pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan jajarannya dan pihak Artos
terkait tidak adanya penunjuk arah maupun poster keberadaan lokasi pameran
tersebut. “Karena tentunya apapun harus seijin dengan yang punya Artos. Soalnya
di sana juga memperhatikan estetika yang ada,” kata Edy Susanto.
“Target kita
sebenarnya bukan angka penjualan yang tinggi, namun sebagai langkah awal ini
merupakan kita kenalkan produk-produk unggulan, siapa tahu ada orang yang
tertarik,” ujarnya.
Di lokasi
pameran unggulan ini, setidaknya terdapat 33 stan produk unggulan Kabupaten
Magelang, baik kerajinan maupun hasil pertanian. Selain itu, kata Edy, target
utama adalah mencuri perhatian pihak Carrefour dengan harapan produk-produk
asli Magelang bisa masuk ke Carrefour.
“Saat ini,
pihak Carrefour juga sudah mulai melirik beras Mentik Wangi. Nantinya kalau
bisa lolos standar yang ditentukan Carrefour kan produk kita bisa masuk ke
daerah-daerah lain,” katanya.(had)