
Malam Tahun Baru Yang Belum Dapat Ditarjamahkan
Catatan Tahun Baru 2012
Para pemilik wajah yang buruk, masih belum berubah. Para pemilik hati yang gelap, masih tampak gelap. Para pemilik fisik yang tidak sempurna, masih belum sempurna. Makhluk yang tidak tampak, masih tidak tampak.
Memang sah-sah saja merayakan pergantian tahun dengan gegap gempita. Mungkin bagi kebanyakan orang yang terlalu larut dalam nuansa keriuhan itu memiliki kesan tersendiri, yang menurutnya hidup hanya sekali. Tidak ada salahnya pula sebagian orang rela datang dari jauh menuju suatu tempat yang menjanjikan kesan istimewa dan berbeda.
Namun apakah semua ilustrasi tersebut benar-benar menjanjikan perubahan bagi hati yang selama ini diselimuti kegelapan. Bahkan, salah satu orang yang kebetulan merasa kecewa merayakan tahun baru dengan 2012 yang katanya tahun baru ini adalah tahun terburuk. Karena hanya merayakan tahun baru dengan impian kosong, dan perencanaan yang gagal.
Juga hanya dapat menikmati secangkir kopi dan sebungkus rokok serta kursi sofa merah yang telah panas karena lama diduduki. Sementara di luar sana, terdengar riuh gempita suara letusan kembang api dan terlihat letusan kembang api yang memanjakan mata. Sungguh sangat membosankan.
Ditambah dengan tidak adanya tempat yang nyaman untuk melepaskan lelah dan peluh akibat perjalanan jauh dan stres. Dan tidak adanya perhatian penuh dari orang yang awalnya dianggap sempurna. Kekecewaan itu nampaknya sangat jelas terpancar di raut wajah dan sorot mata yang memang tidak bisa disembunyikan. Tentunya, kondisi ini tidak akan pernah terlupakan.
Kembali dengan apa yang disampaikan oleh Gus Mus, bahwa untuk mampu mengambil hikmah dari setiap apa yang telah dirasakan adalah dengan cara interopeksi diri. Yang terpenting adalah kita mampu mengambil hikmah sekecil apapun pengalaman hidup yang telah dilalui.
Tidak bijak mengambinghitamkan pihak lain. Walaupun mereka benar-benar terbukti melakukan kesalahan yang tidak engkau ketahui dan biarlah engkau hanya tahu bahwa aku yang bersalah. Alangkah baiknya apabila kita mampu berinteropeksi diri dan mencoba mengambil dan merasakan sisi positif udara yang dihirup saat malam pergantian tahun itu.
Namun, tentunya kurang bijak apabila saya tidak mengucapkan maaf berkali-kali maaf pada engkau kawan “kecilku”. Kekecewaanmu juga akan mengisi harian dalam lembaran hidupku di tahun ini.
Semoga tahun baru 2012 benar-benar memberikan inspirasi untukku dan engkau wahai kawan baruku. Dengan percaya diri saya katakan, mungkin saat ini rasa kecewa dan menyesal masih menyeruak di jiwamu. Tapi yakinlah ini akan memberikan manfaat apabila dirimu benar-benar mampu mengambil hikmah setiap detik selama pergantian tahun ini. Amiiin ya rabbal ‘alamin...
Perayaan pergantian
tahun 2011 menuju 2012 dirayakan di berbagai tempat di seluruh penjuru dunia. Begitu
pula tahun-tahun sebelumnya. Lalu hikmah apa yang bisa diambil dari perayaan
tersebut? Seperti yang diungkapkan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) bahwa pergantian tahun
tidak ada bedanya, semua masih sama.
Para pemilik wajah yang buruk, masih belum berubah. Para pemilik hati yang gelap, masih tampak gelap. Para pemilik fisik yang tidak sempurna, masih belum sempurna. Makhluk yang tidak tampak, masih tidak tampak.
Memang sah-sah saja merayakan pergantian tahun dengan gegap gempita. Mungkin bagi kebanyakan orang yang terlalu larut dalam nuansa keriuhan itu memiliki kesan tersendiri, yang menurutnya hidup hanya sekali. Tidak ada salahnya pula sebagian orang rela datang dari jauh menuju suatu tempat yang menjanjikan kesan istimewa dan berbeda.
Namun apakah semua ilustrasi tersebut benar-benar menjanjikan perubahan bagi hati yang selama ini diselimuti kegelapan. Bahkan, salah satu orang yang kebetulan merasa kecewa merayakan tahun baru dengan 2012 yang katanya tahun baru ini adalah tahun terburuk. Karena hanya merayakan tahun baru dengan impian kosong, dan perencanaan yang gagal.
Juga hanya dapat menikmati secangkir kopi dan sebungkus rokok serta kursi sofa merah yang telah panas karena lama diduduki. Sementara di luar sana, terdengar riuh gempita suara letusan kembang api dan terlihat letusan kembang api yang memanjakan mata. Sungguh sangat membosankan.
Ditambah dengan tidak adanya tempat yang nyaman untuk melepaskan lelah dan peluh akibat perjalanan jauh dan stres. Dan tidak adanya perhatian penuh dari orang yang awalnya dianggap sempurna. Kekecewaan itu nampaknya sangat jelas terpancar di raut wajah dan sorot mata yang memang tidak bisa disembunyikan. Tentunya, kondisi ini tidak akan pernah terlupakan.
Kembali dengan apa yang disampaikan oleh Gus Mus, bahwa untuk mampu mengambil hikmah dari setiap apa yang telah dirasakan adalah dengan cara interopeksi diri. Yang terpenting adalah kita mampu mengambil hikmah sekecil apapun pengalaman hidup yang telah dilalui.
Tidak bijak mengambinghitamkan pihak lain. Walaupun mereka benar-benar terbukti melakukan kesalahan yang tidak engkau ketahui dan biarlah engkau hanya tahu bahwa aku yang bersalah. Alangkah baiknya apabila kita mampu berinteropeksi diri dan mencoba mengambil dan merasakan sisi positif udara yang dihirup saat malam pergantian tahun itu.
Namun, tentunya kurang bijak apabila saya tidak mengucapkan maaf berkali-kali maaf pada engkau kawan “kecilku”. Kekecewaanmu juga akan mengisi harian dalam lembaran hidupku di tahun ini.
Semoga tahun baru 2012 benar-benar memberikan inspirasi untukku dan engkau wahai kawan baruku. Dengan percaya diri saya katakan, mungkin saat ini rasa kecewa dan menyesal masih menyeruak di jiwamu. Tapi yakinlah ini akan memberikan manfaat apabila dirimu benar-benar mampu mengambil hikmah setiap detik selama pergantian tahun ini. Amiiin ya rabbal ‘alamin...