
Pemakaman Kapten Ali Mustofa Diwarnai Isak Tangis
MAGELANG – Suasana haru nampak mewarnai prosesi pemakaman Kapten Pnb Ali Mustofa, pilot pesawat latih Charlie LD 3417 yang jatuh di Dusun Jetis, Desa Kedungsari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang. Almarhum dimakamkan di Tempat Makam Pahlawan (TMP) Giridharmoloyo Kota Magelang.
Sang istri, Rina Hari Utami (30) yang memakai baju serba hitam nampak terpukul dengan musibah tersebut. Bahkan untuk berjalan ia terpaksa dipapah oleh anggota keluarganya.
Suara jeritan pilu terdengar dari anggota keluarga dan kerabat saat jenasah Kapten Pnb Ali Mustofa dimasukkan ke liang lahat. Seolah mereka tak percaya dengan musibah yang menimpa mereka.
Sementara ketiga anak almarhum, Nabila Ali Mustofa (6), Noval Ali Mustofa (5) dan Aurel Ali Mustofa (2) nampak hanya memandang suasana makam seolah tidak mengetahui apa yang terjadi dengan ayahnya. Nabila terlihat keringatnya bercucuran karena terik matahari. Sedangkan Noval hanya berdiri sambil sesekali jongkok di samping lobang liang kubur.
Sedangkan Aurel, yang seharusnya merayakan hari ulang tahunnya yang kedua tepat pada 7 Januari ini, terlihat hanya bisa bermain bunga mawar merah di gendongan seorang keluarganya.
Upacara pemakaman yang dilakukan dengan cara militer tersebut dipimpin oleh Inspektur upacara Wakil Gubernur AAU Marsekal Pertama, Sugihardjo.
Menurut Lisa, salah satu kerabat almarhum, sebelum kejadian, istri almarhum telah memiliki firasat. Yakni saat akan mengantar anak sulungnya (Nabila, red) pergi ke sekolah Jumat (6/1) pagi, roda sepeda motornya tiba-tiba bocor.
Akibatnya, anaknya itu tidak bisa melanjutkan sekolah. “Siang harinya, kami mendapat khabar jika pesawat yang diterbangkan almarhum, jatuh di persawahan Bandongan itu," ungkapnya.
Sementara itu, tim investigasi dari Mabes TNI AU yang terdiri dari tiga orang juga telah melakukan pendataan awal di lokasi jatuhnya pesawat. Kepala Sub Dinas Pembinaan Keselamatan Terbang Mabes TNI AU, Kolonel Arif Widianto saat ditemui di lokasi mengatakan, tim telah melakukan pendataan dan pengumpulan fakta di lapangan yang nantinya akan digunakan untuk pembahasan di tingkat PPKPU (Panitia Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Udara).
"Kita hanya mencari data dan fakta di lapangan yang nantinya akan digunakan bahan pembahasan untuk tim investigasi," katanya.
Pihaknya juga sempat mensterilkan lokasi dari jangkauan penduduk. Puluhan anggota Paskhas TNI AU Yogyakarta juga diterjunkan untuk mengamankan sekitar lokasi.
"Kita mengamankan data awal agar TKP tidak berubah dari faktor manusianya, media, mesin, manajemen, misi, dan material. Karena semua akan dianalisa," jelasnya.
Anggota tim investigasi Teknik dan Dokumentasi TNI AU, Mayor Frank menambahkan, pihaknya datang ke lokasi sejak Jumat malam namun karena medan tidak memungkinkan akhirnya dilanjutkan Sabtu pagi pukul 06.00.
"Semua data serpihan sudah dikumpulkan yang jumlahnya puluhan. Kita sudah selesai melakukan pendataan dan mendokumentasi setiap serpihannya," katanya.
Proses evakuasi yang dilakukan oleh ratusan personel gabungan dari Paskhas TNI AU, Kodim 0705 Magelang, dan Kepolisian sekitar pukul 10.30 terlihat kesulitan. Mereka memotong kokpit menjadi potongan-potongan kecil menggunakan peralatan sederhana antaralain, palu, gergaji, tank, dan lain-lain.
Sementara serpihan-serpihan pesawat yang tergantung di cabang dan ranting pepohonan diturunkan dengan cara memanjat pohon dibantu oleh warga. Sebagian diturunkan menggunakan galah bambu. Untuk serpihan pesawat yang cukup mbesar, dipikul menggunakan batang bambu melewati persawahan. Serpihan tersebut dimasukkan dalam truk milik TNI AU yang kemudian dibawa ke Yogyakarta untuk diteliti lebih lanjut perihal penyebab jatuhnya pesawat.(had)