
Perpohon Joyo Candy Bisa Muncul 1.300 Buah
Perpohon Joyo Candy Bisa
Muncul 1.300 Buah
Durian Joyo Candy, itulah nama jenis durian indukan yang
terdapat di Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Durian yang menjadi
unggulan di wilayah ini telah memasuki musim panen. Di Dusun Mantenan, Desa
Giyanti, Kecamatan Candimulyo yang merupakan cikal bakalnya, setiap musim panen
pohon yang usianya sudah lebih dari 200 tahun itu mampu berbuah sebanyak 1.300
buah. Padahal, pada buah durian umumnya hanya mampu berbuah sekitar 300 buah.
Pohon Durian dengan diameter sekitar dua meter dan tinggi
sekitar 30 meter tersebut tampak tinggi menjulang di antara pohon-pohon durian
lainnya. Biasanya, saat pohon-pohon indukan tersebut baru berbunga, para
pengepul sudah membelinya dengan harga mencapai Rp 12,5 juta. Hebatnya, sebelum
buah tersebut besar sudah dipesan oleh para pelanggan dari berbagai daerah.
Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
(BPPKP), Kabupaten Magelang, Agus Liem yang kebetulan Sabtu (31/12) kemarin
sedang berada di lokasi, menjelaskan, indukan durian yang disebut Joyo Candy
ini adalah durian tertua yang ada di wilayah Candi Mulyo. Nama Joyo diambil
dari nama pemiliknya saat itu, sedangkan Candy adalah nama wilayahnya yaitu
Candimulyo.
“Joyo Candy ini adalah unggulan lokal, dan direncanakan akan menjadi brand durian di Candimulyo,” katanya.
“Joyo Candy ini adalah unggulan lokal, dan direncanakan akan menjadi brand durian di Candimulyo,” katanya.
Ia mengatakan, durian indukan ini memiliki keunggulan
dibanding durian-durian dari daerah lain. Antaralain dagingnya yang tebal,
legit, buahnya besar, teksturnya lembut, dan kulitnya tipis sehingga mudah
dibelah.
Saat ini, lanjutnya, pihaknya baru mendata jumlah
keseluruhan pohon indukan yang memiliki usia yang hampir sama dengan Joyo Candy
di Candimulyo. Karena direncanakan
wilayah tersebut akan ditetapkan menjadi centra durian.
Hal itu didasarkan pada hasil penelitian dan seleksi alam baik berupa persaingan harga, persaingan bentuk, dan lain-lain yang ternyata durian Candimulyo layak menjadi unggulan.
Hal itu didasarkan pada hasil penelitian dan seleksi alam baik berupa persaingan harga, persaingan bentuk, dan lain-lain yang ternyata durian Candimulyo layak menjadi unggulan.
Untuk itu, pihaknya berupaya mengembangkan durian jenis ini
untuk dapat berbuah bukan hanya di musimnya saja, namun dapat berbuah di luar musim.
Hal itu untuk terus menjaga kelangsungan kebutuhan dan brand durian asal
Candimulyo.
“Kita kemarin sudah adakan studi banding ke Pemalang untuk
pembuahan di luar musim. Walaupun di sana diberlakukan pada pohon mangga, tapi
prinsipnya sama,” ujarnya.
Salah seorang pengepul, Tohirin (40) mengungkapkan, perpohon
yang sudah ia beli sejak masih berbunga, saat waktunya musim panen benar-benar
memberikan keuntungan yang cukup menggiurkan. Pasalnya, perpohon indukan yang
ia beli dengan harga Rp 12,5 juta dan mampu berbuah sekitar 1.300 buah, dijual
perbuah rata-rata antara Rp 50 ribu hingga Rp 150.000.
Untuk buah ukuran kecil, yakni dengan panjang sekitar 25
sentimeter dijual dengan harga Rp 50 ribu, dan ukuran panjang 42 sentimeter
dijual dengan harga Rp 75.000. Sedangkan untuk buah yang berukuran di atas 50
sentimeter dijual dengan harga Rp 150 ribu.
Tohirin mengatakan, buah-buah tersebut bisa besar karena saat
sedang berbunga dilakukan pembuahan yang dibantu oleh manusia. “Kalau secara
alami memang agak susah, karena saat proses pembuahan rata-rata terjadi saat
malam hari pada pukul 21.00 sehingga kita harus naik ke atas pohon dan membantu
proses pembuahannya,” katanya.
Kalau proses pembuahan terjadi pada siang hari, lanjutnya,
memang lebih mudah karena bisa dibantu oleh ekosistem alam antaralain berupa
angin, hewan, dan lain-lain. Tapi pembuahan pada buah durian terjadi pada malam
hari.
“Saat berbunga diberi pembuahan, jadi kalau alami agak susah. Jadi alam juga harus dibantu
oleh manusia agar semua bunga bisa jadi,” katanya.