• All
  • Seni Budaya
  • Gosip
  • Hukum dan Kriminal
gravatar

Lukisan Lima Maestro Tersimpan di Museum OHD Magelang



MAGELANG, TRIBUN – dr Oei Hong Djien atau dikenal dengan OHD, di usianya yang genap 73 tahun telah berhasil memenuhi ambisinya untuk memiliki sebuah museum yang menyimpan berbagai hasil karya senirupa kelas dunia yang fenomenal. Ribuan koleksi lukisan modern dan kontemporer hasil karya seniman ternama Indonesia tak luput dari koleksinya.

Museum yang diberi nama New OHD Museum ini rencananya akan diresmikan oleh Wali Kota Magelang, Ir Sigit Widyonindito, Kamis (5/4). Mantan Menko Perekonomian Kwik Kian Gie yang merupakan sahabat OHD karena sesama pehobi dansa juga hadir, termasuk para tokoh ternama di Indonesia maupun tokoh seni rupa Internasional.

dr Oei Hong Djien, yang hampir selama hidupnya tidak pernah melakukan praktek kedokteran ini, mengatakan, bahwa didirikannya museum ini memiliki tujuan untuk memberikan wahana pembelajaran bagi pecinta senirupa dari berbagai belahan dunia. Karena saat ini, belum ada satupun museum di dunia yang menampilkan karya senirupa lengkap.

Selain kolektor, OHD yang juga dikenal sebagai kurator lukisan ini memberikan penjelasan dari sekitar 120 lukisan termasuk karya lima maestro seni dunia yang dipamerkan di tiga gedung museumnya. Koleksi lukisan dari lima maestro tersebut antaralain karya Affandi, S Sudjojono, Hendra Gunawan, H Widayat, dan Soedibio.

Laki-laki yang dikenal sebagai pedagang tembakau sekaligus grader PT Djarum Kudus dan selama hidupnya dihabiskan untuk berburu lukisan berkualitas tinggi ini, memaparkan sebuah karya lukis milik H Widayat yang berjudul Yogya Carriage dengan ukuran 100 x 140 sentimeter. Pada lukisan tersebut, Widayat menampilkan sebuah suasana masyarakat sekitar yang dipadukan dengan keadaan flora dan fauna.

“Karena Widayat itu senang melukis kehidupan flora dan fauna. Kemudian ia masukkan variasi dengan dirubah menjadi semacam kehidupan masyarakat, seperti sebuah lukisan di wilayah Yogyakarta ini,” katanya sambil menunjukkan lukisan karya Widayat tersebut.

Menurut OHD, semasa hidup, Widayat adalah pelukis yang serba bisa. Apa saja kesan dari luar yang ditangkap, dengan mudah bisa menjadi sebuah karya seni. OHD mengatakan bahwa Widayat adalah Picasso Indonesia, karena etos kerjanya yang sangat luar biasa. Tiada hari dan tiada waktu tanpa melukis. OHD sendiri dikenal cukup memiliki hubungan dekat dengan Widayat sewaktu masih hidup.

Ia menjelaskan, ada dua karya dari Widayat yang fenomenal yaitu lukisan abstak berjudul  Vallenys Of Good, lukisan yang menggunakan media Oil on Canvas dengan ukuran 120 x 199 sentimeter ini berbeda dengan lukisan Widayat lainnya yang didominasi penggambaran alam, karya ini disebut OHD sebagai hasil imajiner yang luar biasa dari seorang Widayat.

"Selain itu ada karya Widayat lain yang juga berbeda, yaitu Leda And The Swan, komposisi warna yang digunakan dalam lukisan ini agak lain dengan lukisan karyanya (Widayat). Lukisan ini terinspirasi setelah dia belajar di Jepang," kata OHD.

Satu lagi sosok pelukis yang lukisannnya dipajang di museum yang karyannya dianggap sangat fenomenal. Dia adalah seorang pelukis asal Kota Kembang, Hendra Gunawan. Menurut OHD, setiap karya Hendra mempunyai sentuhan sosial, dalam setiap gambar yang dituangkan dalam kanvas, Hendra selalu ingin menggambarkan suasana dan fenomena sosial yang dia lihat. Salah satu karyanya yang diberi judul Gambling, menggambarkan suasana orang yang sedang asik bermain judi (domino) menjadi salah satu dari 13 karya Hendra yang dipajang di museum OHD.

"Hendra mempunyai pengalaman sosial luar biasa, dia sering keluar masuk penjara karena kritik yang dilakukannya ke pemerintah. Namun justru dari situlah muncul karya-karya hebatnya," terangnya.

OHD sendiri mengaku, awal mula niatnya membuat museum yang diawali tahun 1997 ini, atas bujukan dari Widayat dan seniman-seniman besar lainnya. “Saat itu saya dibujuk oleh mereka, kalau hanya mengoleksi lukisan saja buat apa, padahal jumlahnya ribuan, alangkah baiknya dibuatkan museum yang fungsinya juga lebih besar,” katanya.

Ia mengatakan, saat ini memang banyak seniman-seniman kontemporer yang memiliki karya yang sangat bagus, namun karyanya tidak memiliki greng (rasa). Itu disebabkan mereka hanya sekadar memberikan konsep, sedangkan yang membuat adalah oranglain. Memang, karya seniman Indonesia memiliki kelebihan dibanding lukisan dari berbagai belahan dunia, itu disebabkan budaya yang dibawa oleh pelukis Indonesia selalu melekat pada karyanya, sehingga tastenya sangat terasa.

Ke depan, OHD juga mempersilakan kepada seniman-seniman kontemporer apabila di kemudian hari nanti berkenginan menggelar pameran di museum ini. Namun, ia memberikan syarat bahwa yang dipamerkan harus benar-benar karya yang berkualitas dan lulus seleksi.

“Kalau karya lukis yang sembarangan dan asal-asalan itu ya sudah pasti tidak boleh. Itu bisa menurunkan derajat museum ini sendiri,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan, koleksi di museum ini tidak hanya karya seniman ternama, namun juga terdapat karya seorang mahasiswa yang dinilai memiliki tinggi. “Jika saya rasa secara visual bagus, ya saya koleksi. Malah ada beberapa karya mahasiswa, akhirnya mereka menjadi terkenal setelah karyanya saya beli," ujar OHD sambil tertawa dengan aya khasnya.

Memang, selama ini museum OHD kurang begitu dikenal walaupun pihaknya telah menggelar pameran berkali-kali di berbagai tempat di Indonesia bahkan di berbagai belahan dunia. Tapi ternyata apresiasi masyarakat asing justeru sangat tinggi dibanding masyarakat lokal. Namun dalam beberapa waktu terakhir, memang apresiasi masyarakat lokal semakin meningkat. Bahkan, museum ini telah dikunjungi oleh anak-anak SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa yang pada tahun 2011 lalu mencapai sekitar dua ribu orang.

“Seiring bertambahnya usia, saya ingin memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh seniman Indonesia, khususnya bidang seni rupa dengan menambah satu museum lagi. Sehingga semua masyarakat Indonesia bahkan mancanegara bisa ikut menikmasti hasil karya seni Indonesia yang luar biasa seperti yang saya lakukan selama ini. Seniman-seniman Indonesia sangat berbakat dan hebat, sebagai pecinta hasil karya mereka, saya ingin memberikan ruang bagi mereka untuk berekspresi,” tegasnya.(had)



Museum OHD Sudah Berskala Internasional

Museum OHD  bukan hanya menyimpan karya lukis berbentuk lukisan, namun juga menyimpan karya seni instalasi, patung di dalam dan luar ruangan, karya keramik, serta ribuan koleksi seni kontemporer dan modern hasil karya seniman-seniman ternama Indonesia.

Nama OHD sendiri sebenarnya sangat dikenal di kalangan seniman dan para pecinta seni. Ribuan koleksi karya seni milik OHD ini belum banyak diketahui masyarakat umum. Koleksi-koleksi yang mengagumkan tersebut lebih banyak diminati dan dinikmati kalangan pecinta seni mancanegara. OHD juga cukup dikenal media-media internasional bahkan koleksinya sering dipinjam oleh museum internasional seperti Singapore Art Museum.

Alasan utamanya adalah, masyarakat lokal tidak begitu mengapresiasi hasil karya seniman yang membuat semangat para seniman terus mengendur.

Salah seorang seniman lukis Indonesia yang tinggal di Magelang, Deddy Paw mengatakan, kebanggan tentu muncul dengan adaya museum seni rupa di Indonesia, terlebih berada di Magelang. Karea museum ini bukan hanya sekadar museum, namun museum senirupa modern terlengkap di dunia. Semua karya senirupa dari para seniman lukis modern pertama yaitu Raden Saleh hingga pelukis kontemporer semuanya ada di sini.

“Bahkan, penulis-penulis seni rupa dunia apabila ingin membutuhkan data lengkap pasti datangnya ke sini. Ini sangat representatif, karena dengan di sini bisa melihat karya seniman Indonesia baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Banyak juga koleksi seni rupa yang tida terpajang karena minimnya tempat,” katanya.

Ia yakin, di kemudian hari, para generasi muda baik di Indonesia maupun di belahan dunia memiliki kemudahan untuk mencari referensi karya seni yang berkualitas. Karya deddy pauw sendiri, ikut dipajangkan oleh OHD sebanyak empat karya, yaitu tiga lukisan dan satu patung.

Selain karya Deddy, terdapat puluhan lukisan karya seniman kontemporer yang dikoleksi museum ini. Secara berkala, karya-karya tersebut akan dirotasi. Karena di museum ini akan digelar pameran dari 5 April hingga 31 Juli 2012.

Deddy berharap, pemerintah memiliki perhatian terhadap karya senirupa seniman daerah. Karena selama ini dari pemerintah sendiri kurang begitu memperhatikan. Bahkan, pemerintah Kota Magelang baru saja mengetahuinya dalam beberpa waktu terakhir ini.

“Pak Oi sudah menjadi milik dunia, bukan lagi milik Indonesia. Maka kita selayaknya bangga,” ujar deddy.(had)


News Analysis:
Drs Soetrisman Msc
(Budayawan Magelang)

OHD adalah tokoh yang diakui dan disegani di sunia internasional sebagai kolektor, kurator, sekaligus komentator seni rupa. Banyak even nasional hingga internasional seni selalu menghadirkan OHD. Karena dia sangat peka baik dalam pemahaman karya seseorang hingga paham betul karakter dan kepribadian senimannya baik seniman modern hingga kontemporer.

Kepekaan terhadap seniman itulah yang menjadikannya mampu menilai dan membedakan keunggulan karya yang dihasilkannya. Terlebih, OHD juga mampu menguasai berbagai aliran lukisan yang antaralain naturalisme, realisme, surealisme, dadaisme, avant-garde, ekspresionisme, dan futurisme.

Tentunya, karena ini sebuah museum maka faktor keterbukaannya harus diperhatikan. Karena di dua gedung yang ada saat ini juga sekaligus menjadi tempat tinggal OHD. Pastinya, sebuah tempat tinggal membutuhkan privasi, maka konsekuensinya harus benar-benar diterima kalau tempat itu dijadikan sebagai tempat umum. Karena museum yang dimiliki OHD adalah jenis atau kategori museum khusus.


Lokasinya sendiri yang berada di kawasan komersial dan kawasan kultural ini, merupakan kawasan strategis. Sehingga ke depan perkembangannya juga menarik menjadi sorotan. Karena mengingat koleksi lukisan yang ada di museum ini memiliki kualitas yang sangat bagus.

Namun, OHD perlu membuat manajemen yang profesional dan khusus mengatur museum ini. Karena selama ini pengelolaan hanya ditangani dia seorang diri. Sehingga tingkat mobilitasnya yang cukup tinggi, setidaknya tidak mengacaukan pengunjung museum yang datang dari berbagai penjuru.

Untuk manajemen itu sendiri, juga harus memenuhi kualifikasi yang tepat. Setidaknya mereka memiliki kemampuan dan pemahaman mendalam tentang lukisan. Dan tentunya memiliki kepribadian yang seperti OHD yang terbuka, selalu gembira, dan rendah hati.

Tepat di hari ulang tahunnya ke 73, ini merupakan hadiah yang ia berikan kepada Magelang dan Indonesia. Diharapkan nantinya Magelang semakin berkembang dan menjadikan bunga baru yang lahir dari kota kecil ini.(had)