• All
  • Seni Budaya
  • Gosip
  • Hukum dan Kriminal
gravatar

Semaren Sumber Mata Air Terbesar Di Magelang






Mata air Semaren, merupakan sumber mata air jenis Artesis, yakni air yang keluar dari dalam tanah. Mata air yang berada di Dusun Semaren, Desa Sawangan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang ini, merupakan mata air terbesar yang berada di Magelang.

Mata air yang berada di antara lereng gunung Merbabu dan Merapi tersebut, sejak tahun 1987 telah dimanfaatkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Gemilang, untuk menyalurkan air bersih bagi masyarakat Magelang.

Setidaknya empat kecamatan yakni Muntilan, Mungkid, Mertoyudan, dan Candimulyo mengandalkan air dari sumber tersebut, karena mata air ini adalah satu-satunya sumber yang ada. Bahkan mata air Semaren ini adalah satu-satunya mata air terbesar dari 54 mata air yang ada di wilayah Kabupaten Magelang, yang dimanfaatkan oleh PDAM.

“Semaren adalah satu-satunya sumber mata air untuk kawasan tersebut (Muntilan, Mungkid, Mertoyudan, dan Candimulyo). Apabila sumber itu mati, maka semuanya akan berhenti. Dan ini adalah sumber mata air yang terbesar di Magelang, sehingga ini menjadi mata air utama,” kata staf Bagian Transmisi Distribusi Sub Unit Muntilan, Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Gemilang, Utomo Suryo Atmojo saat ditemui Tribun Jogja di kantornya, Selasa (29/1).

Mata air yang memiliki debit 300 liter per detik ini, dari lobang utama langsung disalurkan ke pipa menuju bak penampungan yang ada di Desa Gondosuli, Kecamatan Muntilan. Dalam bak penampungan tersebut, air diolah untuk menghilangkan zat besi menjadi air bersih layak konsumsi, serta mengatur tekanan air yang menuju ke pengguna.

Sedangkan limpahan dari sumber utama, dilimpahkan melalui kolam yang berada di sampingnya lalu dilimpahkan ke Sungai Mangu yang berhilir ke Sungai Elo. Di kolam tersebut, oleh masyarakat dimanfaatkan untuk mandi dan berenang. Bahkan para santri dari Pon-Pes Gontor VI, juga memanfaatkannya untuk mandi. Sementara air yang mengalir melalui Sungai Mangu dimanfaatkan untuk pengairan pertanian.

Pada saat bencana erupsi Gunung Merapi akhir tahun 2010 lalu, kata Utomo, meskipun sumber ini juga cukup dekat dengan puncak merapi dan sempat terselimuti abu vulkanik yang cukup tebal, namun debit tidak terpengaruh sama sekali. Karena sumber resapan utama dari gunung Merbabu meskipun juga ada sebagian dari Merapi.

Pada saat banjir lahar dingin melintas sungai Pabelan tahun lalu, pipa-pipa milik PDAM yang menjadi penyalur dari sumber mata air Semaren, yakni berada di Dusun Surodadi, Desa Gondowangi, Kecamatan Sawangan, juga putus diterjang lahar. Bahkan, pipa berukuran 10 inc tersebut harus disambung kembali hingga sebanyak lima kali.

“Meskipun saat ini sudah normal namun apabila ada banjir lahar yang besar dan mengikis pondasi penyangga pipa, maka bisa dipastikan akan kembali terputus,” ujarnya.

Untuk melestarikan sumber cadangan air di sekitarnya, upaya pelestarian alam selalu dilakukan. Caranya adalah dengan penanaman bibit pohon di sekitaran Semaren dengan menjadikannya sebagai program tahunan, baik dari PDAM sendiri maupun dari Pemerintah Daerah.

Petugas penjaga mata air Semaren, Winarno (40) mengatakan, pada hari-hari tertentu banyak masyarakat luar daerah yang menggelar ritual di sekitar sumber tersebut.

“Orang luar malah banyak, tapi kalau masyarakat setempat sekarang sudah tidak ada,” ujarnya.