Pemuda Yogyakarta Kibarkan Seribu Bendera Merah Putih di Pantai Selatan
Simbol Indonesia Punya Ribuan Cinta
Untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI), banyak cara dilakukan oleh masyarakat di Indonesia, termasuk sekelompok pemuda Yogyakarta ini. Sekitar 30 pemuda dari berbagai latar belakang, menancapkan 1.000 (seribu) bendera merah putih di pantai Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sebanyak 1000 bendera tersebut tertancap di sepanjang garis timur pantai Depok, Bantul, DIY, Sabtu (17/8).
Bendera merah putih tersebut sudah mulai dipasang sejak Jumat (16/8/2013) sore hingga malam hari. Bahkan mereka juga bermalam dan mendirikan tenda di pantai tersebut untuk menyelesaikan pemasangan bendera.
Kemudian pada Sabtu sekitar pukul 09.45 wib, mereka menggelar upacara bendera memperingati HUT RI ke-68 secara sederhana sekaligus mendengarkan rekaman pembacaan teks proklamasi oleh mantan presiden RI pertama, Soekarno.
Menurut koordinator para pemuda, Markus Winarto, kegiatan yang dilakukan dengan cara menancapkan 1.000 bendera di pantai selatan ini mengandung nilai filosofis yang cukup mendalam.
“Dalam artian orang Jawa, nilai seribu itu adalah terbanyak. Kita ingin tunjukkan pada dunia, dengan simbol seribu bendera ini Indonesia memiliki ribuan cinta,” katanya.
Kelompok pemuda ini berasal dari berbagai latar belakang, mulai arsitek, desain interior, pecinta seni, pecinta kuliner, dan lain-lain yang sengaja tidak menamakan diri sebagai sebuah komunitas maupun lembaga. Sebab menurut Markus, apabila terbentuk dalam wadah komunitas, dihawatirkan akan ada banyak kepentingan. Sehingga tujuan utama yang luhur justeru dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.
Markus juga menguraikan, bahwa pemilihan pantai selatan sebagai tempat pengibaran bendera, karena bendera merah putih sebagai lambang Negara merupakan simbol semangat dan kesucian serta tekad yang kuat.
“Layaknya ombak pantai selatan yang kuat dan gagah, kita ingin tunjukkan seperti itulah semangat pemuda Indonesia melalui lambang bendera kita merah putih,” tandasnya penuh semangat.
Selain itu, pemilihan medan berupa pantai, dipilih karena garis pantai dinilai adalah sebagai salah satu titik hubung terjalinnya keragaman yang ada di Indonesia. Kemudian, pantai juga mengandung nilai keterikatan historis dengan perlawanan serta perjuangan bangsa Indonesia.
Sebelumnya, ia bersama rekan-rekannya berencana akan menggelar pengibaran 1.000 bendera ini pada tahun 2012 lalu, namun karena banyaknya kendala membuat rencana tersebut urung dilakukan. Kemudian pada tahun inilah, dengan persiapan sekitar tiga minggu dan dana iuran, akhirnya dapat terlaksana.
“Kita murni independen, tidak ada dukungan sponsor maupun kepentingan lain. Kegiatan ini hanya akan kita abadikan lewat video dan foto sebagai instalasi seni saja,” ujarnya.
Meskipun langkah sederhana yang dilakukan ini dinilai tidak berarti apa-apa, namun ia berharap setidaknya langkah ini memberikan semangat baru bagi para generasi muda Indonesia untuk menyatukan cinta dan satu cita untuk masa depan bangsa yang lebih mulia.
“Cita tak hanya seribu tapi beribu-ribu. Indonesia adalah satu bukanlah satu. Keragaman yang luar biasa di pertiwi ini telah ada jauh sebelum nama Indonesia ada. Keragaman yang sejati adalah kekayaan dan ruang tempa karakter berbangsa,” tutur Markus. m nur huda