• All
  • Seni Budaya
  • Gosip
  • Hukum dan Kriminal
gravatar

Air Jernih dan Jembatan Gantung Menjadi Magnet Sungai Oya



Sejak lima tahun terakhir jembatan gantung yang membentang di Sungai Oya dan menghubungkan antara Dusun Wunut, Desa Sriharjo, dengan Dusun Jetis, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Bantul, menjadi daya tarik masyarakat untuk berlibur.

Setiap hari rata-rata sekitar 100 orang berkunjung di tempat ini. Bahkan saat akhir pekan, yakni Sabtu-Minggu tak kurang dari 500 orang datang dengan mengendarai sepeda motor dan mobil pribadi.

Jembatan gantung yang dibangun sejak tahun 2002 dengan panjang 90 meter dan tinggi dari dasar sungai sekitar 40 meter itu, menarik masyarakat untuk sekadar berfoto dengan latar belakang bukit-bukit berbatu.

Selain itu, yang menambah daya tarik adalah aliran Sungai Oya. Air yang jernih dengan arus yang tenang serta dasar sungai berupa batu kerikil dan pasir, memikat pengunjung untuk bermain air hingga berenang. Ditambah banyaknya pepohonan di sisi sungai, semakin nyaman untuk berteduh sambil bermain air.

Dari pengamatan Tribun Jogja pada Senin (14/10) kemarin, tampak pengunjung mulai usia balita hingga dewasa sedang asik bermain air. Para balita bermain air dan batu sambil ditemani orangtuanya, sedangkan para remaja hingga dewasa terlihat berenang ke tengah sungai.

Menurut Bunadi (42), warga Dusun Wunut yang setiap hari berprofesi sebagai pengelola parkir di tempat tersebut, di sungai dengan kedalaman mulai setengah meter hingga empat meter ini, memang banyak dikunjungi masyarakat dalam lima tahun ini.

"Biasanya mereka berfoto di jembatan gantung dan mandi di sungai. Ada juga yang kadang sampai mendirikan kemah di pinggir sungai," katanya.

Kawasan ini sampai saat ini memang belum ada yang mengelola, entah dari warga sekitar, pihak pemerintah desa, maupun swasta. Sehingga pengunjung yang datang cukup membayar parkir Rp 1.000 untuk sepeda motor dan Rp 2.000 untuk mobil.

"Fasilitas di sekitar sini paling baru ada satu warung dan beberapa homestay milik warga," ujarnya.

Menurutnya, kawasan ini lebih cocok dimanfaatkan untuk bumi perkemahan. Selain lokasinya yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari pusat Kecamatan Imogiri dan Pasar Imogiri, tanah di sekitar sungai relatif lebih rata.

"Dahulu malah pernah ada mahasiswa dari kampus di Yogya yang ingin berkemah di sini. Tapi dengan jumlah peserta sebanyak 1.500 orang tidak ada tempatnya, jadi kami dari warga belum bisa menerima," ungkapnya.

Saat ini, selain sering dikunjungi wisatawan domestik dari Sleman, Wonosari, dan Bantul sendiri, juga lebih sering dimanfaatkan untuk kegiatan foto model dan foto prewedding, bahkan beberapa waktu lalu sempat dijadikan shooting iklan produk kopi.

Nuruddin (20) pengunjung asal Mlati, Sleman, yang juga mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta, datang bersama puluhan teman kuliahnya dengan mengendarai sepeda motor. Dirinya memang baru pertama kali datang ke tempat ini.

“Awalnya sih saya diceritain sama temen-temen kuliah kalau di sini bisa berenang airnya bersih  dan pemandangannya bagus. Nah mumpung hari ini libur, kita ramai-ramai datang ke sini sekalian mandi,” ujarnya. huda