Konsultan Butuh Rp 1 Miliar untuk Menangkan Caleg
Menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum anggota legislatif April 2014 mendatang, berbagai upaya sudah mulai dilakukan oleh para calon anggota legislatif (caleg), mulai dari pemasangan spanduk, stiker dan strategi sosialisasi pada masyarakat.
Begitu pula jasa konsultan pemenangan pun sudah mulai bertebaran. Mereka akan mengatur strategi menggaet perhatian para pemilih untuk memilih calon yang memanfaatkan jasanya tersebut.
Salah satu orang yang sering dimanfaatkan jasanya untuk menjadi tim sukses, Aris W, Senin (21/10) mengungkapkan berbagai hal yang pernah ia lakukan selama menjadi tim sukses bayaran di DIY. Mulai dari pemilihan kepala desa, Pilkada Bupati, hingga caleg, pernah ia tangani.
“Saat ini saya juga sudah ada deal dengan salah satu caleg DPR RI di DIY,” kata.
Sebelum mulai menggencarkan strategi yang ia lakukan, ia terlebih dahulu melakukan kesepakatan harga dengan calon. Harga yang dipatok pun menurutnya tidak terlalu mahal. Sebagai kesepakatan awal, ia sudah menerima Rp 25 juta.
Uang tersebut merupakan mahar awal sebagai kesepakatan bahwa ia bersedia menjadi tim sukses untuk memenangkan pencalonan dalam Pemilu Legislatif mendatang. Sedangkan untuk keperluan operasional, biasanya ia mematok sekitar Rp 1 miliar.
“Jadi Rp 25 juta itu di luar operasional apapun, itu untuk kesepakatan yang masuk pribadi saya. Kalau untuk operasional tim biasanya sekitar Rp 1 miliar,” katanya.
Setelah adanya kesepakatan, maka pihaknya akan mengatur berbagai strategi sosialisasi pihak calon. Berbagai kegiatan maupun keperluan sosialisasi atau kampanye akan diatur oleh tim.
Untuk pemilihan tim, biasanya ia akan melakukan observasi dan pemetaan dahulu di daerah pemilihan. Selain itu juga akan mencari tim sukses yang berpengaruh di daerah setempat, baik tokoh agama, tokoh masyarakat maupun tokoh pemuda.
Selain calon perorangan, biasanya ia juga menerima jasa dalam bentuk paket yakni gabungan antara Caleg DPRD Kabupaten/Kota, Caleg DPRD Provinsi, dan Caleg DPR RI. Untuk sistem paket, Aris mematok bayaran Rp 50 juta.
Menurutnya, semakin mendekati pelaksanaan pemilihan, maka suasana politik akan semakin memanas, sehingga dana yang dibutuhkan untuk membangun citra pun meningkat. Sehingga seorang caleg harus benar-benar menyiapkan dana yang cukup apabila ingin bertarung memperebutkan kursi di legislatif.
“Makanya sebelum ada kesepakatan, biasanya saya pertegas dulu. Kalau tidak punya uang jangan nyaleg,” tandasnya.
Namun demikian, meskipun dirinya memastikan caleg yang didukung akan mampu melenggang di legislatif dengan berbagai usaha yang telah dilakukan. Tapi hati nurani pemilih tetap tidak bisa diketahui. Sebab, bukti pengabdian pada masyarakat selama ini akan menjadi pijakan utama bagi pemilih yang kian hari semakin kritis.
Salah seorang caleg DPRD Kabupaten Bantul yang meminta namanya tidak disebutkan, mengatakan, sebenarnya dalam pesta demokrasi berupa Pemilu Legislatif seluruhnya tergantung partai politik yang menaunginya serta kepribadian caleg itu sendiri.
“Kalau mesin dan kader partai berjalan dengan baik, tentu jasa konsultan politik itu diperlukan. Namun bagi caleg yang tidak mempunyai jaringan ya sangat perlu. Tapi dengan jasa konsultan mungkin semakin baik hasilnya,” kata salah satu caleg Dapil IV (Kecamatan Jetis, Bambanglipuro, Pundong, dan Kretek ) ini. huda
Begitu pula jasa konsultan pemenangan pun sudah mulai bertebaran. Mereka akan mengatur strategi menggaet perhatian para pemilih untuk memilih calon yang memanfaatkan jasanya tersebut.
Salah satu orang yang sering dimanfaatkan jasanya untuk menjadi tim sukses, Aris W, Senin (21/10) mengungkapkan berbagai hal yang pernah ia lakukan selama menjadi tim sukses bayaran di DIY. Mulai dari pemilihan kepala desa, Pilkada Bupati, hingga caleg, pernah ia tangani.
“Saat ini saya juga sudah ada deal dengan salah satu caleg DPR RI di DIY,” kata.
Sebelum mulai menggencarkan strategi yang ia lakukan, ia terlebih dahulu melakukan kesepakatan harga dengan calon. Harga yang dipatok pun menurutnya tidak terlalu mahal. Sebagai kesepakatan awal, ia sudah menerima Rp 25 juta.
Uang tersebut merupakan mahar awal sebagai kesepakatan bahwa ia bersedia menjadi tim sukses untuk memenangkan pencalonan dalam Pemilu Legislatif mendatang. Sedangkan untuk keperluan operasional, biasanya ia mematok sekitar Rp 1 miliar.
“Jadi Rp 25 juta itu di luar operasional apapun, itu untuk kesepakatan yang masuk pribadi saya. Kalau untuk operasional tim biasanya sekitar Rp 1 miliar,” katanya.
Setelah adanya kesepakatan, maka pihaknya akan mengatur berbagai strategi sosialisasi pihak calon. Berbagai kegiatan maupun keperluan sosialisasi atau kampanye akan diatur oleh tim.
Untuk pemilihan tim, biasanya ia akan melakukan observasi dan pemetaan dahulu di daerah pemilihan. Selain itu juga akan mencari tim sukses yang berpengaruh di daerah setempat, baik tokoh agama, tokoh masyarakat maupun tokoh pemuda.
Selain calon perorangan, biasanya ia juga menerima jasa dalam bentuk paket yakni gabungan antara Caleg DPRD Kabupaten/Kota, Caleg DPRD Provinsi, dan Caleg DPR RI. Untuk sistem paket, Aris mematok bayaran Rp 50 juta.
Menurutnya, semakin mendekati pelaksanaan pemilihan, maka suasana politik akan semakin memanas, sehingga dana yang dibutuhkan untuk membangun citra pun meningkat. Sehingga seorang caleg harus benar-benar menyiapkan dana yang cukup apabila ingin bertarung memperebutkan kursi di legislatif.
“Makanya sebelum ada kesepakatan, biasanya saya pertegas dulu. Kalau tidak punya uang jangan nyaleg,” tandasnya.
Namun demikian, meskipun dirinya memastikan caleg yang didukung akan mampu melenggang di legislatif dengan berbagai usaha yang telah dilakukan. Tapi hati nurani pemilih tetap tidak bisa diketahui. Sebab, bukti pengabdian pada masyarakat selama ini akan menjadi pijakan utama bagi pemilih yang kian hari semakin kritis.
Salah seorang caleg DPRD Kabupaten Bantul yang meminta namanya tidak disebutkan, mengatakan, sebenarnya dalam pesta demokrasi berupa Pemilu Legislatif seluruhnya tergantung partai politik yang menaunginya serta kepribadian caleg itu sendiri.
“Kalau mesin dan kader partai berjalan dengan baik, tentu jasa konsultan politik itu diperlukan. Namun bagi caleg yang tidak mempunyai jaringan ya sangat perlu. Tapi dengan jasa konsultan mungkin semakin baik hasilnya,” kata salah satu caleg Dapil IV (Kecamatan Jetis, Bambanglipuro, Pundong, dan Kretek ) ini. huda