Rendaman Air Laut dapat Kurangi Populasi Tikus
BANTUL, TRIBUN - Meluapnya air laut yang merendam lahan pertanian di pesisir pantai selatan, membawa dampak positif untuk pemberantasan hama populasi tikus. Air laut yang merendam lahan, akan masuk ke dalam liang tempat perkembangbiakan tikus.
Kabid Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Bantul, Yunianti Setyorini, Selasa (22/10) mengatakan, memang muara Sungai Opak kembali tertutup dan air laut kembali menggenangi lahan pertanian, namun saat ini para petani sudah selesai memanen padi.
“Sekarang petani malah mengharapkan sungainya buntu dulu, biar sekalian untuk menghilangkan hama tikus juga, kan ini belum masuk musim tanam,” katanya.
Di Kecamatan Kretek selama ini memang populasi tikus cukup banyak. Adanya air yang menggenang lahan pertanian dapat mengurangi populasinya, karena anakan tikus yang terendam air cukup lama akan mati dengan sendirinya.
Ia mengungkapkan, air yang menggenangi lahan pertanian pesisir pantai selatan memang sempat surut saat muara yang tertutup pasir dibedah beberapa waktu lalu. Saat itulah, tanaman padi yang sudah menguning bisa dipanen.
"Namun karena kondisi alam, muara yang dibedah kembali tersumbat pasir. Angin masih bertiup kencang," imbuhnya.
Staf Bidang Tanaman Pangan Dispertahut, Ahmad Sudiro menambahkan, akan tetapi memang tingginya kadar garam dari air laut yang masuk ke lahan pertanian akan mengurangi kesuburan tanah. Sehingga nantinya saat akan kembali ditanami, membutuhkan curah air hujan yang cukup banyak.
“Kalau lahannya ingin digarap lagi harus menunggu air hujan yang banyak hingga tergenang. Kalau sekarang langsung ditanami ga bisa hidup soalnya kadar garamnya tinggi,” katanya.
Sejauh ini, akibat luapan air laut terdapat sebanyak 60 hektare dari Kecamatan Kretek hingga Sanden yang diketahui terendam. Sedangkan tanaman yang gagal panen, hanya terdapat pada komoditas ubi jalar.
Ditanya tentang kondisi pertanian Bantul di musim kemarau saat ini, Yuni mengaku tidak ada masalah. Pertanian Bantul berhasil selamat dari kekeringan karena para petani menanam palawija.
"Petani sudah mengantisipasi dengan menanam palawija. Sudah menyesuaikan, sehingga tidak terkena imbas kekeringan," katanya.(had)
Kabid Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Bantul, Yunianti Setyorini, Selasa (22/10) mengatakan, memang muara Sungai Opak kembali tertutup dan air laut kembali menggenangi lahan pertanian, namun saat ini para petani sudah selesai memanen padi.
“Sekarang petani malah mengharapkan sungainya buntu dulu, biar sekalian untuk menghilangkan hama tikus juga, kan ini belum masuk musim tanam,” katanya.
Di Kecamatan Kretek selama ini memang populasi tikus cukup banyak. Adanya air yang menggenang lahan pertanian dapat mengurangi populasinya, karena anakan tikus yang terendam air cukup lama akan mati dengan sendirinya.
Ia mengungkapkan, air yang menggenangi lahan pertanian pesisir pantai selatan memang sempat surut saat muara yang tertutup pasir dibedah beberapa waktu lalu. Saat itulah, tanaman padi yang sudah menguning bisa dipanen.
"Namun karena kondisi alam, muara yang dibedah kembali tersumbat pasir. Angin masih bertiup kencang," imbuhnya.
Staf Bidang Tanaman Pangan Dispertahut, Ahmad Sudiro menambahkan, akan tetapi memang tingginya kadar garam dari air laut yang masuk ke lahan pertanian akan mengurangi kesuburan tanah. Sehingga nantinya saat akan kembali ditanami, membutuhkan curah air hujan yang cukup banyak.
“Kalau lahannya ingin digarap lagi harus menunggu air hujan yang banyak hingga tergenang. Kalau sekarang langsung ditanami ga bisa hidup soalnya kadar garamnya tinggi,” katanya.
Sejauh ini, akibat luapan air laut terdapat sebanyak 60 hektare dari Kecamatan Kretek hingga Sanden yang diketahui terendam. Sedangkan tanaman yang gagal panen, hanya terdapat pada komoditas ubi jalar.
Ditanya tentang kondisi pertanian Bantul di musim kemarau saat ini, Yuni mengaku tidak ada masalah. Pertanian Bantul berhasil selamat dari kekeringan karena para petani menanam palawija.
"Petani sudah mengantisipasi dengan menanam palawija. Sudah menyesuaikan, sehingga tidak terkena imbas kekeringan," katanya.(had)