• All
  • Seni Budaya
  • Gosip
  • Hukum dan Kriminal
gravatar

Ribuan Warga Parangtritis Salat Id di Gumuk Pasir Parangkusumo





BANTUL, TRIBUN - Ribuan warga Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, laki-laki maupun perempuan baik anak-anak hingga orang tua, melaksanakan salat Idul Adha di kawasan Gumuk Pasir Pantai Parangkusumo, Selasa (15/10).

Sejak pukul 05.30, mereka berbondong-bondong datang dengan berjalan kaki, mengendarai sepeda motor, mobil pribadi, dan bus. Di lokasi gumuk pasir, pada tempat yang rata dan luas, panitia telah menyiapkan garis lurus sebagai saf.

Jemaah yang datang, membawa tikar dan menatanya sesuai garis tersebut. Tepat pukul 06.40, salat Id pun dilaksanakan.

Pihak panitia menyatat, dalam pelaksanaan salat jemaah kali ini diikuti oleh sebanyak 3.563 orang yang terdiri dari 1.706 laki-laki dan 1.857 perempuan. Sedangkan uang infak yang terkumpul ada sebanyak Rp 19 juta.

Seorang jemaah, Sugiman, warga Dusun Kretek, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, saat ditemui usai mengikuti salat, mengungkapkan, ia setiap tahun selalu ikut berjamaah di lokasi tersebut, baik saat Idul Fitri maupun Idul Adha.

Selain sudah menjadi tradisi yang sudah bertahun-tahun, menurutnya ada kesan tersendiri saat salat di gumuk pasir.

“Rasanya itu seperti di padang pasir Arab Saudi, jadi rasanya bisa lebih dekat dengan kabah dan bisa lebih khusuk,” ujar laki-laki berkumis ini. Ia sendiri datang bersama warga satu kampungnya dengan menaiki bus.


Namun dari ribuan yang datang, ada juga yang sekaligus ingin berwisata di pantai selatan. Edy Purnomo, pengunjung asal Banyudono Boyolali ini misalnya, ia datang bersama keluarganya dan mengikuti salat Id. Usai mengikuti salat berjemaah, selanjutnya berwisata di pantai.

“Bagi saya niat utamanya ya ibadah, selanjutnya sekalian ingin rekreasi di pantai,” katanya.

Kepala Desa Parangtritis, Topo mengtakan, pelaksanaan salat Id bersama di lokasi yang biasanya juga dipergunakan untuk kegiatan manasik haji dengan luas dua hectare ini, sudah berlangsung selama 20 tahun ini. Saat idul fitri, jumlah jemaah bisa mencapai lebih dari 5.000 orang.

“Dahulu dilaksanakan di lapangan Parangkusumo, tapi akhirnya disepakati untuk dipindah kea rah barat atau di gumuk pasir. Masa kita salat kanan kirinya ada PSK (pekerja seks komersil) kan tidak etis lah,” kata Topo.

Di desa ini, selain melaksanakan salat Id berjamaah, pelaksanaan penyembelihan hewan kurban juga dikelola menjadi satu kepanitiaan. Tercatat ada sebanyak 77 sapi kurban dan 60 kambing kurban.(had)