SBY dan Keluarga Kunjungi Museum Soeharto
Kunjungan keluarga Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Museum Soeharto yang ada di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Jumat (18/10) siang, seolah ingin menunjukkan kedekatan antara orangtua dengan anak serta kakek dengan cucunya.
Hal itu terlihat saat rombongan SBY datang di museum tersebut. SBY beserta Ibu Ani Yudhoyono dan cucunya Almira Tunggadewi Yudhoyono, saat keluar dari mobil Indonesia 1.
Sebelum ia bersalaman dengan Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX, adik Soeharto Probosutedjo, putri Soeharto, Siti Hediati Hariyadi (Titik Suharto) beserta beberapa keluarga yang telah menyambut termasuk Menpora Roy Suryo, SBY terlebih dahulu menunggu Almira turun dari mobil dan berdiri di samping kirinya. Kemudian baru disusul Ani Yudhoyono beserta Agus Harimurti dan Annisa Pohan.
Sesaat setelah prosesi penyambutan sederhana itu, SBY beserta keluarga diarahkan oleh juru bicara keluarga Soeharto, Djoko Utomo, menuju diorama 'Memorial jendral besar H.M. Soeharto'. Sebelum memasuki gedung, SBY sempat bertanya apakah bangunan-bangunan seperti pendopo, bangunan rumah serta beberapa obyek lainnya masih asli baik letak maupun bahannya.
"Ini semua masih asli Bapak Presiden, letak bangunan dan beberapa letak tempat bersejarah mendiang almarhum Pak Harto masih sama," jawab Djoko Utomo.
Selanjutnya, mereka masuk ke dalam gedung diorama yang menyimpan berbagai foto kegiatan Soeharto selama menjabat Presiden RI serta beberapa benda peninggalan mantan penguasa orde baru itu. Sayangnya, pihak keamanan yakni Paspampres tidak mengijinkan wartawan untuk ikut masuk.
Seorang anggota Paspampres mengungkapkan, alasannya selain ruangannya tidak terlalu luas, dikhawatirkan akan mengganggu kegiatan di dalam ruangan. Setelah sekitar 30 menit, keluarga presiden keluar dari diorama dan langsung diarahkan menuju lokasi dimana Mantan Presiden RI kedua itu dilahirkan.
Tak berapa lama, mereka kemudian masuk ke gedung utama untuk melakukan pertemuan keluarga antara keluarga Presiden SBY dengan pihak keluarga Soeharto. Sekitar 15 menit kemudian, oleh pihak keluarga Soeharto, SBY diminta memberikan kesan dan pesan terhadap kunjungannya di museum ini.
Seolah ingin menunjukkan keakraban dalam keluarga, Ani Yudhoyono yang sebelumnya sendirian mendampingi suaminya, memanggil anak menantu serta cucunya untuk mendekat. Bahkan, Menpora Roy Suryo yang sebelumnya berdiri tepat di belakang SBY harus menghindar karena posisinya akan diisi Agus Harimurti dan Annisa Pohan.
"Ayo sini-sini, adek Aira (panggilan Almira) di sebelah sini depan," ucap Ani Yudhoyono sembari menuntun Aira supaya berdiri di samping kiri kakeknya. Sedangkan putra dan menantunya, diminta berdiri di belakang SBY.
Ketika SBY menuliskan kesan-kesannya pada kaca tembus pandang yang di baliknya terdapat gambar mantan presiden Soeharto dan tulisan tentang kunjungannya di museum ini, spidol warna hitam yang digunakan untuk menulis sempat macet. Saat ia akan mengambil spidol cadangan yang diberikan ajudannya, Aira yang terlihat penasaran dengan apa yang ditulis kakeknya, berupaya menempelkan tangannya di atas tulisan itu. Namun upaya itu diketahui SBY, yang segera mengangkat tangan cucunya tersebut.
"Hormat kami Rakyat Indonesia kepada Pak Harto, pejuang kemerdekaan dan pemimpin pembangunan. Terima kasih atas jasa Bapak," tulis SBY disertai tanda tangannya.
SBY beserta keluarga kemudian pergi meninggalkan komplek museum. Masyarakat yang berada di luar komplek, berteriak-teriak memanggil SBY yang membuka kaca mobilnya sambil melambaikan tangan. Sementara di dalam mobil, Aira terlihat duduk dipangku neneknya yang duduk dikursi bagian kanan.
Sementara itu, Siti Hediati Hariyadi (Titik Suharto) saat ditemui di sela kedatangan keluarga SBY, mengatakan, pihaknya memang sengaja tidak memberikan sambutan meriah. Sebab, kedatangan SBY tersebut hanya sebatas silaturahmi dan mampir ketika akan berziarah ke Purworejo.
"Kunjungan ke sini karena kekeluargaan saja. Kita tidak memberi sambutan meriah," kata Titik.
Terkait status Mantan Presiden Soeharto untuk dijadikan sebagai Pahlawan Nasional, pihaknya tidak terlalu memaksa pada pemerintah untuk menetapkannya. Menurutnya, Soeharto sudah cukup dianggap sebagai pahlawan keluarga, karena rakyat Indonesia sudah mengetahui jasa-jasanya.
"Buat kami semua yang penting Pak Harto di mata rakyat Indonesia. Saya percaya bapak adalah pahlawan bagi jutaan rakyat Indonesia. Apakah itu mau dapat penghargaan, pengakuan sebagai pahlawan atau tidak itu buat kami pak harto adalah pahlawan keluarga," kata Titik.
Pihaknya menghargai kehadiran Presiden di Museum tersebut. Akan tetapi menurutnya hal itu wajar, sebab SBY merupakan yunior sebagai presiden RI mapun di militer.
"Kami sangat menghargai beliau mampir ke sini. Pak harto adalah seniornya. Dan sesepuh beliau di tentara. Beliau juga menghargai pak harto," ujarnya. huda
Hal itu terlihat saat rombongan SBY datang di museum tersebut. SBY beserta Ibu Ani Yudhoyono dan cucunya Almira Tunggadewi Yudhoyono, saat keluar dari mobil Indonesia 1.
Sebelum ia bersalaman dengan Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX, adik Soeharto Probosutedjo, putri Soeharto, Siti Hediati Hariyadi (Titik Suharto) beserta beberapa keluarga yang telah menyambut termasuk Menpora Roy Suryo, SBY terlebih dahulu menunggu Almira turun dari mobil dan berdiri di samping kirinya. Kemudian baru disusul Ani Yudhoyono beserta Agus Harimurti dan Annisa Pohan.
Sesaat setelah prosesi penyambutan sederhana itu, SBY beserta keluarga diarahkan oleh juru bicara keluarga Soeharto, Djoko Utomo, menuju diorama 'Memorial jendral besar H.M. Soeharto'. Sebelum memasuki gedung, SBY sempat bertanya apakah bangunan-bangunan seperti pendopo, bangunan rumah serta beberapa obyek lainnya masih asli baik letak maupun bahannya.
"Ini semua masih asli Bapak Presiden, letak bangunan dan beberapa letak tempat bersejarah mendiang almarhum Pak Harto masih sama," jawab Djoko Utomo.
Presiden Susilo bambang Yudhoyono menuliskan kesannya di atas kanvas usai mengunjungi Museum Soeharto. |
Seorang anggota Paspampres mengungkapkan, alasannya selain ruangannya tidak terlalu luas, dikhawatirkan akan mengganggu kegiatan di dalam ruangan. Setelah sekitar 30 menit, keluarga presiden keluar dari diorama dan langsung diarahkan menuju lokasi dimana Mantan Presiden RI kedua itu dilahirkan.
Tak berapa lama, mereka kemudian masuk ke gedung utama untuk melakukan pertemuan keluarga antara keluarga Presiden SBY dengan pihak keluarga Soeharto. Sekitar 15 menit kemudian, oleh pihak keluarga Soeharto, SBY diminta memberikan kesan dan pesan terhadap kunjungannya di museum ini.
Seolah ingin menunjukkan keakraban dalam keluarga, Ani Yudhoyono yang sebelumnya sendirian mendampingi suaminya, memanggil anak menantu serta cucunya untuk mendekat. Bahkan, Menpora Roy Suryo yang sebelumnya berdiri tepat di belakang SBY harus menghindar karena posisinya akan diisi Agus Harimurti dan Annisa Pohan.
"Ayo sini-sini, adek Aira (panggilan Almira) di sebelah sini depan," ucap Ani Yudhoyono sembari menuntun Aira supaya berdiri di samping kiri kakeknya. Sedangkan putra dan menantunya, diminta berdiri di belakang SBY.
Ketika SBY menuliskan kesan-kesannya pada kaca tembus pandang yang di baliknya terdapat gambar mantan presiden Soeharto dan tulisan tentang kunjungannya di museum ini, spidol warna hitam yang digunakan untuk menulis sempat macet. Saat ia akan mengambil spidol cadangan yang diberikan ajudannya, Aira yang terlihat penasaran dengan apa yang ditulis kakeknya, berupaya menempelkan tangannya di atas tulisan itu. Namun upaya itu diketahui SBY, yang segera mengangkat tangan cucunya tersebut.
"Hormat kami Rakyat Indonesia kepada Pak Harto, pejuang kemerdekaan dan pemimpin pembangunan. Terima kasih atas jasa Bapak," tulis SBY disertai tanda tangannya.
SBY beserta keluarga kemudian pergi meninggalkan komplek museum. Masyarakat yang berada di luar komplek, berteriak-teriak memanggil SBY yang membuka kaca mobilnya sambil melambaikan tangan. Sementara di dalam mobil, Aira terlihat duduk dipangku neneknya yang duduk dikursi bagian kanan.
Sementara itu, Siti Hediati Hariyadi (Titik Suharto) saat ditemui di sela kedatangan keluarga SBY, mengatakan, pihaknya memang sengaja tidak memberikan sambutan meriah. Sebab, kedatangan SBY tersebut hanya sebatas silaturahmi dan mampir ketika akan berziarah ke Purworejo.
"Kunjungan ke sini karena kekeluargaan saja. Kita tidak memberi sambutan meriah," kata Titik.
Terkait status Mantan Presiden Soeharto untuk dijadikan sebagai Pahlawan Nasional, pihaknya tidak terlalu memaksa pada pemerintah untuk menetapkannya. Menurutnya, Soeharto sudah cukup dianggap sebagai pahlawan keluarga, karena rakyat Indonesia sudah mengetahui jasa-jasanya.
"Buat kami semua yang penting Pak Harto di mata rakyat Indonesia. Saya percaya bapak adalah pahlawan bagi jutaan rakyat Indonesia. Apakah itu mau dapat penghargaan, pengakuan sebagai pahlawan atau tidak itu buat kami pak harto adalah pahlawan keluarga," kata Titik.
Pihaknya menghargai kehadiran Presiden di Museum tersebut. Akan tetapi menurutnya hal itu wajar, sebab SBY merupakan yunior sebagai presiden RI mapun di militer.
"Kami sangat menghargai beliau mampir ke sini. Pak harto adalah seniornya. Dan sesepuh beliau di tentara. Beliau juga menghargai pak harto," ujarnya. huda